Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demo Panas, Dugem Panas, Apa Perlu Dipanas-Panasi?

18 September 2022   08:55 Diperbarui: 26 Februari 2024   16:44 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karikatur Demo (Sumber ilustrasi : kibrispdr.org

Keluh kesah warga melonjak-lonjak. Bagaimana tidak, rencana pengemudi ojek online (ojol) ingin melunasi kredit motornya. Tidak terduga, harga BBM naik.Sementara, tarif ojol belum seimbang dengan indeks biaya hidup yang tinggi di kota. Demikian pula tarif angkutan kota.

Berbagai kisah selain tukang ojol, masih ada nasib petani penggarap dengan traktor tangan, yang butuh bahan bakar minyak (BBM). Sederet rakyat kecil sama nasibnya.

Dari sahabat mengatakan: "Tidak ada sejarahnya jika kenaikan harga BBM akan turun ke harga semula." Pemerintah maju kena, mundur kena.

Satu sisi, pemerintah ingin menyejahterahkan rakyat. Negara tanpa kemiskinan.

Di sisi lain, pemerintah menghadapi spekulasi harga minyak dunia, membayar utang, dan membiayai pembangunan.

Namun, seperti magic, rakyat kecil merintih, massa mahasiswa merontah. Masyarakat akan terpuruk akibat kenaikan harga-harga BBM. Justeru massa mahasiswa, buruh, pihak lain yang menggeliat dan 'memanas' dibuatnya.

Di luar kepala mereka, dampak kenaikan harga BBM nyata dan jelas akan menimbulkan efek domino, dimana harga bahan-bahan kebutuhan pokok ikut naik.

Pernyataan sikap, bunyi spanduk, dan sejenisnya hanya satu. "Tolak kenaikan harga BBM."

Spanduk, poster, ujaran, dan lain dari aksi massa tidak berisikan tuntutan: "Kami dukung kebijakan kenaikan harga BBM."

Jadinya absurd dan naif jika ada kalangan atau kelompok yang menyuarakan dukungannya pada kebijakan yang tidak populer.

Meski ada kelompok yang mengatasnamakan "mahasiswa" mungkin telah ditumpangi oleh kepentingan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun