Pentingnya Meningkatkan Keahlian Bahasa Inggris di Indonesia sebagai Salah Satu Bahasa Komunikasi pada Era Globalisasi

Educatin First (EF) memberikan suatu hasil penelitian terbaru, yaitu Ef English Proficiency Index (EPI), Manfaat indeks tersebutu adalah untuk menilai tingkat rata-rata keahlian Bahasa inggris orang dewasa di setiap negara. Pada edisi kelima ini, 910 ribu orang dewasa yang berusia 18-30 tahun di 70 negara sudah melakukan tes yang dilakuakn secara daring. 

Membuahkan, indonesia menjadi salah satu negara yang berada di urutan ke-32 dengan level keahlian menengah, di mana tingkat rata-rata keahlian perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Swedia, Belanda, Denmark, Norwegia dan Finlandia merupakan negara yang menjadi lima besar skor tertinggi. Di level Asia Indonesia mendapatkan peringkat ke-8, di bawah Singapura, Malaysia dan Indoa. Hasil dari penelitian ini bisa deiperoleh dengan menyatukan data dari EFSET (EF Standard English Test), yang merupakan suatu tes Bahasa inggris gratis dan sudah memenuhi standar dunia.

Menurut Steve padah tahun 2015, EF EPI bisa memebrikan gambaran dan mengalisa kaitan antara suatu keahlian Bahasa inggris dengan daya saing ekonomi setiap negara. Data yang diberikan oleh EF EPI bisa memperlihatkan kebijakan pendidikan, kualitas sumber daya manusia, sampai tingkat perekonomian setiap negara. Sehingga hal ini terus dipelajari karena semakin kencangnya perubahan yang terjadi pada era globalisasi ini, yang membuat Bahasa inggris menjadi sangat penting supaya mampu menghadi persaingan antar negara, yang berhubungan dengan persaingan sumber daya manusia, pendidikan dan perekonomian.

Pada era globalisasi yang semakin hari makin mengikuti perkembangan zaman ini, negara Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang bisa mendapatkan kesempatan sekaligus urgensi supaya dapat bertahan dan bersaing. Tenaga kerja professional negara Indonesia harus bisa bersaing dengan tenaga kerja asing sehingga mengakibatkan timbulnya persaingan ekonomi yang ketat. Keadaan seperti ini bisa mengakibatkan adanya urgensi pada keahlian Bahasa inggris. Karena setiap tenaga kerja professional harus memiliki keahlian yang baik dalam berbahasa inggris, supaya bisa menguasai komunikasi di pasar dunia.

Menurut Muhyiddin pada tahun 2015, suatu keahlian untuk bisa berkomunikasi menjadi hal yang sangat penting di era globalisasi. Karena Bahasa Indonesia bisa menjadi Bahasa pertama sebagai pemersatu bangsa, perlu juga diimbangi oleh Bahasa inggris yang menjadi salah satu Bahasa pemersatu di dunia internasional. Hal tersebut sangat diperlukan guna meningkatkan keahlian di sector ekomoni dan bisnis, hingga asset guna memenangkan persaingan global di bidang pendidikan, pariwisata dan budaya, serta sector lainnya.

Perbaikan kuliatan sumberdaya manusia (SDM) menjadi salah satu kunsi sukses kemajuan suatu negara. Bahasa inggri merupakan salah satu alat komunikasi yang utama dan sarana untuk bisa memenangkan persaingan dunia. Oleh karena itu, setiap individu harus dituntut untuk mengembangkan kompetensi berbahasa inggrisnya.

Pada era globalisasi ini merupakan era yang mutlak dengan persaingan. Setiap hal dituntut untuk serba bisa dan serba cepat. Begitu juga dengan berbisnis. Saat berbisnis memerlukan adanya komunikasi yang bisa diterima oleh dua belah pihak. Komunikasi dalam berbahasa adalah salah satu kuncinya. Suatu pengetahuan terhadap Bahasa asing untuk perkembangan setiap individu di negara Indonesia menjadi hal yang tak dapat dihindari. Kunci yang paling penting dalam dunia bisnis adalah kepercayaan, karena kepercayaan itu akan tumbuh dengan sangat mudah dan cepat apabila syarat Bahasa yang sama bisa kita penuhi. .

Perlunya penguasaan Bahasa asing saat era pasar bebas ini, seperti yangkita ketahui bahwasanya bersama negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah memulai suatu bebak baru dalam transformasi ekonomi global, negara-negara yang termasuk kedalama kawasan Asia Tenggara sudah mulai melaksanakan era perdagangan bebas suapaya mewujudkan ASEAn menjadi pusat perekonomian global yang baru di era millennium saat ini. 

Dengan diberlakukannya AFTA secara tidak langsung perdagangan bebas memunculkan pedebatan baru yang harus dihadapi oleh para pelaksana bisnis dan tenaga kerja professional, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, negara-negara di ASEAN pasti akan menghasilkan keuntungan seperti sumber devisa negara baru, tetapi juga sebagai peluang dan urgensi bagia setiap negara supaya bisa memeprsiapkn sumber daya manusia (SDM).

Pada saat negara Indonesia memperkenalkan Bahasa Indonesia menjadi bahsa ASEAN, Malaysia juga memperkenalkan Bahasa melayu yang dinilai sebagai dasar Bahasa Indonesia maupun lebih cocok menjadi Bahasa ASEAN. Hingga saat ini Bahasa Indonesia dan Bahasa melayu sama-sama mempunyai peluang untuk bisa menjadi Bahasa ASEAN karena paling banyak peminatnya di kawasan Asia Tenggara..

Tak luput dari menjadi Bahasa resmi ASEAN atau tidak, Bahasa inggris yang menjadi Bahasa internasional sudah seharusnya dimengerti sebagai Bahasa siang yang pastinya akan digunakan untuk berkomunikasi didalam kawasan internasional. Pengartian pentingnya Bahasa inggris menjadi Bahasa global juga perlu diproses di masyarakat Indonesia. Lalu hal yang lebih penting, yaitu memodifikasi kerangka pemikiran masyarakat Indonesia bahwa Bahasa inggri sudah selayaknya menjadi bahasa kedua yang bisa dipakai orang banyak dan biasa menggunakannya.