Mohon tunggu...
Erlina Widjaja
Erlina Widjaja Mohon Tunggu... Guru - Kepala PKBM SOLUSI MANDIRI SENTOSA

Saya seorang Kepala Satuan Pendidikan Non Formal di Jakarta Barat. Hobi saya membaca, menulis, belajar dan mengajar, serta suka menjadi penolong bagi sesama dalam kesulitan dan permasalahan hidupnya. Rindu ikut serta memajukan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mungkin Salah Satu dari Mereka adalah Albert Einstein? atau Will.I.Am Penyanyi Kondang itu?

6 April 2023   07:49 Diperbarui: 6 April 2023   07:54 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pada awalnya kami cukup kewalahan dan tidak percaya diri, saat satuan pendidikan kami (PKBM) harus menerima peserta didik yang menyandang kebutuhan khususnya ADHD maupun ASD.

"Merasa tidak mampu dan kurang bertanggungjawab karena belum berbekal pemahaman yang cukup untuk menanganinya."

Apaboleh dikata, semakin hari semakin banyak penyandang ADHD, Autism dikirim dan bermohon untuk diterima dididik di satuan pendidikan kami. Dari mulut ke mulut, mereka menceritakan bagaimana kami bisa dipercaya oleh orang tua untuk menitipkan anaknya belajar di satuan pendidikan kami. Kondisi tersebut membuat kami mulai berpikir..mungkin ini bagian anugerah Tuhan bagi satuan pendidikan kami untuk dipercayakan peserta didik berkebutuhan khusus.

Atas dorongan dari dinas pendidikan bahwa kita wajib menerima mereka belajar di satuan pendidikan, karena terbatasnya juga jumlah guru pendamping bagi anak berkebutuhan khusus di SLB, dan terciptanya atmosfir inklusi di dunia pendidikan, maka kami mulai beranjak dan membenahi visi dan misi menyesuaikan dengan apa yang sedang ada dan terjadi di satuan pendidikan kami.

Untuk tulisan kali ini, saya hanya berfokus kepada pengalaman dan motivasi kami dalam menerima  murid penyandang ADHD.

Mendampingi murid penyandang ADHD perlu pemahaman dan bekal tersendiri. Setiap anak tidak dapat memilih terlahir dalam kondisi seperti apa dirinya. Dan kalau toh seorang manusia beroleh anugerah terlahir di bumi ini, apapun keadaannya itu berarti ada maksud yang mulia dari Sang Pencipta. Dia berhak juga beroleh kehidupan, kasih sayang, dan pendidikan yang selayaknya manusia lainnya. Apakah bapak dan ibu pendidik (tutor/guru) siap untuk menerima mereka di hati kita ?

Apa itu ADHD ? Apa itu ASD ?

ADHD singkatan dari Attention Deficit and Hyperactivity Disorder, yaitu gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sedangkan ASD = autism spectrum disorder/ Autisme adalah gangguan pada perkembangan otak dan saraf yang dimulai sejak awal masa kanak-kanak dan berlangsung sepanjang hidup seseorang.

Pada umumnya, mereka juga terhambat dalam perkembangan kemampuan sosial. Penulis tidak menguraikan lebih jauh penjelasan dan rincian detail tentang ADHD dan ASD, karena bukan menjadi fokus dalam tulisan ini. Dalam tulisan ini akan diceritakan bagaimana pengalaman dan motivasi yang dibangun sehingga dimampukan menerima dan mendidik para penyandang ADHD tersebut

Hati yang Luas...

Tatkala kepenatan hidup menyelimuti kita, dan rumah dapat menjadi pelabuhan untuk melepas penat...maka sambutan, dan kehangatan kasih, di keluarga...menjadi energi baru yang menguatkan dan menyegarkan.  Demikianlah ruang hati kita yang luas dan nyaman, sangat diperlukan untuk tempat berteduh bagi peserta didik dalam keterbatasan dan kesulitan mereka. Itu adalah hal utama yang harus dimiliki bagi pendidik yang mendampingi dan melakukan pembelajaran bagi penyandang ADHD maupun penyandang kebutuhan khusus/ keistimewaan/ keunikan yang lain.

Sehebat apapun ilmu yang dimiliki dan se-keren apapun keterampilan yang ada, keluasan ruang hati kita untuk menerima mereka apa adanya, sangat diperlukan demi keefektifan menolong para penyandang ADHD untuk menemukan potensi diri dan mengembangkannya.

Berupaya belajar dan berlatih untuk memahaminya

Saat orangtua dapat menitipkan anak ADHD nya di sekolah untuk belajar, orangtua seolah merasa lega sesaat. Lega dapat beristirahat dari kepenatan mengurus anak ADHD nya yang biasa susah fokus, ada juga yang hiperaktif dan harus selalu dijaga agar tidak melakukan hal yang membahayakan, atau yang merugikan orang lain. Lantaran penyandang ADHD cenderung kurang/tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi yang berbahaya. Kemampuan mengontrol energinya biasa juga harus dilatih agar tidak ditangkap atau dirasa berlebihan oleh orang yang bersinggungan dengan dirinya.

Kemauannya hanya menyentuh untuk memanggil teman di hadapannya, karena kurang bisa mengontrol, sentuhan itu bisa sedemikian keras, sehingga dirasa menyakitkan dan ditangkap sebagai tindakan memukul oleh teman yang diajaknya berinteraksi. Kondisi-kondisi yang berulang seperti itu bila tidak disadari dan dipahami oleh orangtua maupun para pendidik, tentu kita juga mudah terjerembab mengatakan.."Wah ini anak bandel dan suka memukul, perlu didisiplin khusus"  dll. 

Hal itu bisa membuat kita juga terperosok kepada tindakan yang kurang tepat, karena kurang memahami bagaimana ciri-ciri dan keunikan sekaligus kelemahan dari penyandang ADHD, serta bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam menanganinya. Dengan demikian, selain memiliki hati yang lapang untuk menerima dan mengasihi apa adanya, hal yang diperlukan lainnya adalah memahami seperti apakah ciri-ciri, gejala, serta kecenderungan penyandang ADHD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun