Mohon tunggu...
erlin novita idje djami
erlin novita idje djami Mohon Tunggu... Ilmuwan - peneliti arkeologi

Jayapura, Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warisan Budaya Suku Hubula: Pengenalan Jati Diri, Pelestarian, dan Pemanfaatannya

16 Januari 2020   21:56 Diperbarui: 16 Januari 2020   22:14 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemukiman orang Balim/Suku Hubula, Kab.Jayawijaya (dokpri)

Peralatan hidup sehari-hari seperti tugal, isoak (tempat air atau juga tempat arwah)

Pakaian dan perhiasan : koteka (pakaian laki-laki), sali dan yokal (pakaian perempuan), noken, hiasan kepala, hiasan hidung, hiasan tangan, dan kalung

Alat musik pikon

Peralatan perang seperti busur -- panah, tombak, tongkat komando

Kampung tradisional yang di dalamnya terdapat rumah/bangunan honai, ebeai, hunila, dan wamdabula yang semuanya berkontruksi kayu, rumput dan alang-alang

Tradisi bercocoktanam dengan pola bedeng

Tradisi memasak makanan dengan cara bakar batu

Pesta babi (wam awe) yang di dalamnya memuat banyak ritual adat seperti himiyokal, Apwaya, bayar denda-denda adat, bayar mas kawin, penyucian benda-benda sakral (kaneke).

Peninggalan budaya maupun benda-benda tradisi budaya suku Hubula seperti disebutkan di atas merupakan hasil karya intelektual nenek moyang mereka dalam kerangka beradaptasi terhadap lingkungan alamnya, yang telah memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta telah menata lingkungan alam menurut pandangan kearifan mereka.

Pada sisi lain,  benda-benda budaya tersebut menggambarkan bagaimana hubungan sosial budaya masyarakat, bentuk kepercayaan, pola kerja, dan karya seni serta perjalanan sejarah manusia suku Hubula. Bangunan dan artefak baik yang kuno maupun tradisi merupakan sisa-sisa kegiatan manusia yang dengan sengaja ataupun yang tanpa sengaja ditinggalkannya dapat memberi pandangan terhadap cara manusia memandang maupun mengatur hidupnya (Magetsari, 2016).

Melalui karya-karya budaya tersebut, kita dapat menggali dan mengungkapkan nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang yang telah melampaui suatu proses perjalanan sejarah yang sangat lama dan panjang, sehingga nilai-nilai tersebut telah berurat dan berakar dalam kehidupan masyarakat pendukungnya sebagai indentitas atau jatidirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun