Mohon tunggu...
Erlangga Wijaya
Erlangga Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis muda yang aktif di media sosial

Muda, Karya dan Kaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Terendam Banjir, Haruskah Kegiatan Belajar Mengajar Juga Tenggelam?

11 Januari 2020   09:30 Diperbarui: 11 Januari 2020   09:38 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah diliburkan ketika banjir datang. Sumber: antarafoto.com

Awal tahun 2020 menjadi awal tahun yang berat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Deras hujan yang tinggi disertai angin yang kencang membuat beberapa daerah terkena banjir. Tidak hanya Jakarta, beberapa daerah seperti Bekasi, Tanggerang, Surabaya, Lahat dan Kalimantan juga terkena dampak banjir ini. Bahkan, banjir yang terjadi di Jabodetabek kali ini, disebut sebagai banjir terparah dalam kurun waktu 24 tahun.


Banjir yang terjadi di beberapa daerah Indonesia meyebabkan kerugian yang tidak terhitung. Korban yang meninggal dunia akibat banjir kali ini juga mencapai puluhan orang. Di samping itu banyak bangunan, baik itu atas nama pribadi maupun fasilitas publik juga hancur dan terkena dampak banjir. 

Di Jakarta sendiri, banjir juga menyebabkan sebanyak 31 sekolah terendam dan tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Perlatan belajar mengajar seperti kursi dan meja hancur berantakan terseret air.

Namun, banjir yang terjadi di Jabodetabek dan merendam puluhan sekolah ini tidak menggangu kegiatan belajar lantaran saat ini sekolah sedang memasuki musim libur sehabis ujian. Dengan demikian, kegiatan belajar dan mengajar di sekolah Jabodetabek dapat selamat karena waktu datangnya bajir bertepatan dengan musim liburan sekolah.

Beda cerita misalnya ketika banjir datang di waktu-waktu aktif kegiatan belajar dan mengajar. Maka bisa dipastikan, sekolah akan otomatis diliburkan atau minimal dipindahkan ketempat lain karena gedung sekolah tidak bisa dipakai. 

Pemindahan lokasi belajar dan mengajar, juga tidak boleh sembarangan. Tempat yang dipilih untuk memindahkan kegiatan belajar-mengajar, juga harus memiliki prasarana yang mendukung serta juga kondusif. Tidak bisa sembarangan 'asal ada tempat'.

Namun masalahnya tempat dengan sarana dan prasarana yang kondusif sangat sulit ditemukan di saat kondisi sedang banjir. Meskipun ada, bisa jadi tempat yang memiliki kriteria seperti itu berada di lokasi yang sangat jauh dari lokasi sekolah sebelumnya. 

Tidak hanya itu, para siswa juga akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menempuh perjalan ke tempat yang telah ditentukan. Dan bisa jadi, mereka juga harus bersusah payah untuk melewati area yang terkena banjir. Maka tidak jarang, dengan segala kondisi yang ada kegiatan belajar-mengajar terhenti setiap kali banjir datang.

Digitalisasi Pendidikan

Terjadinya banjir yang merendam sekolah seharusnya tidak harus menghentikan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini bisa diatasi apabila sejak awal, para siswa menggunakan Smartphone-nya untuk mendukung kegiatan belajarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun