Mohon tunggu...
Erlangga Danny
Erlangga Danny Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang yang bermimpi jadi penulis

Wat hebben we meestal doen, bepalen onze toekomst. Daardoor geschiedenis is een spiegel voor toekomst. Leben is een vechten. Wie vecht niet, hij zalt in het gedrang van mensen verpletteren.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ten Days That Shook The World

18 November 2018   06:16 Diperbarui: 21 April 2019   06:46 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan November tidak akan pernah lupa oleh kita akan hebatnya suatu peristiwa. Ya, suatu peristiwa maha dahsyat yang berhasil mengguncangkan dunia. Tepatnya 101 tahun lalu, rakyat Rusia bersama-sama mengadakan suatu revolusi yang menumbangkan rezim pemerintahan sementara dibawah pimpinan Alexander Kerensky. Puncaknya terjadi pada tanggal 7 November 1917.

Seorang jurnalis Amerika, John Reed, dengan berani mengemukakan akan peristiwa itu secara detail. Orang-orang oposisi menyangka bahwa revolusi ini adalah revolusinya milik kaum komunis. Hal ini disangkal oleh John Reed. Tentu kita tidak pernah lupa, bahwa yang menggerakkan rakyat Rusia untuk menumbangkan Provisional Government adalah kehausan akan keadilan sosial.

Kita lihat sebelumnya pada bulan Februari 1917. Ketika itu, rakyat Rusia dibawah pimpinan Alexander Kerensky dari partai Menshevik, mengadakan suatu kup yang berhasil menggulingkan rezim feodal Tsar Nicholas II. Ya, kesewenang-wenangan sistem feodalisme membuat rakyat jelata kian tercekik. Kaum Menshevik ketika itu adalah kaum yang memperoleh suara mayoritas di parlemen. 

Mereka ini adalah orang-orang dari kalangan borjuasi. Tetapi ah, mereka tiada punya kekuatan untuk menumbangkan feodalisme. Tidakkah gampang kaum borjuasi memakai tenaganya rakyat jelata untuk merebut politieke macht kaum raja yang disokong oleh kaum ningrat Rusia itu? Rakyat jelata adalah rakyat yang onbewusst, suatu kaum yang melaratnya sudah kelewatan. Toh, mereka tidak sadar bahwa mereka hanya disuruh untuk "mengupas nangka"nya saja dan mengambil getahnya pula. Borjuasilah yang mengambil "buah nangka"nya.

Di Rusia ketika itu ada dua fraksi yang saling berseberangan, Menshevik dan Bolshevik. Keduanya muncul saat Kongres Partai Sosial-Demokrat tahun 1902. Awalnya sosialisme di Rusia di"introduceer" oleh seorang George Plekhanov. Karena perbedaan asas dan cara mencapai sosialisme itu, pecahlah sosialisme menjadi dua fraksi. Fraksi Menshevik menghendaki sosialisme harus diraih dengan cara pelan-pelan, pendek kata melalui parlemen. Sedangkan fraksi Bolshevik menghendaki cara yang cepat, yakni dengan mengadakan suatu revolusi.

Memang pembaca sekalian, dalam suatu politik, perbedaan suatu asas bisa menimbulkan suatu feindlich. Dalam politik tiada mengenal mana itu kawan dan mana itu lawan. Bagi saya, politik itu adalah suatu barang lumpur yang kotor. Ia dipenuhi dengan suatu kebusukan. Fraksi Menshevik adalah berarti dalam bahasa kita yang memperoleh minoritas, sedangkan bolshevik adalah mayoritas. Bolshevik dipimpin oleh Lenin. Didalamnya juga terdapat Trotsky dan Stalin. Mereka inilah pentolan-pentolan yang menggerakkan revolusi yang maha dahsyat tahun 1917 bulan November.

Di bawah rezim pemerintahan sementara, rakyat yang tadinya dijanjikan akan kemakmuran berakhir tragis. Bahan makanan pokok banyak disita dan diselundupkan ke Swiss demi kepentingan kaum imperialis. Upah buruh naik drastis. Industri mengalami kerugian yang luar biasa. Sehingga tidak mengherankan bila pada akhirnya harga bahan makanan pokok meningkat hingga 650%. Rakyat hanya bisa makan sekali dalam seminggu. Sebuah api yang apabila ditiup, maka api itu kian lama kian membumbung.

Pembaca sekalian bisa mengetahui, bulan Oktober rakyat Rusia mengadakan suatu demontrasi. Lenin, Trotsky, dan Madame Kollontai menyebarkan pamflet-pamflet kepada rakyat Rusia. Kaum Menshevik yang merasa kedudukannya sudah terancam mensita pamflet itu dan membredel setiap berita yang berusaha mengobarkan perlawanan. Koran-koran seperti Rabotchi Put dibredel. Lenin, Trotsky dan Madame Kollontai ditangkap oleh pemerintah Rusia. Mereka dituduh sebagai penghasut.

Namun semangat suatu bangsa yang diinjak suatu despotisme tidak akan pernah padam sekalipun ia diinjak terus hingga menjadi tempe. Tentu yang menggerakkan ini adalah bangunan ideal nan megah. Di parlemen, perwakilan rakyat memprotes tentang harga-harga yang membumbung tinggi. Tetapi kaum Menshevik dengan seenaknya menjawab bahwa itu adalah suatu proses untuk menuju sosialisme. Kenyataannya mereka telah mengkhianati tujaun sosialisme itu.

Puncak kemarahan rakyat terjadi pada tanggal 7 November di Petrograd. Ketika itu terjadilah kongres yang menentukan nasibnya rakyat Rusia itu. Delegasi Soviet terdiri dari Trotsky dan Dan dalam pertarungan. Perdebatan hebat terjadi antara fraksi Bolshevik yang mendapatkan dukungan penuh dari rakyat Soviet buruh dan fraksi Menshevik dengan pimpinan delegasi utama, Alexander Kerensky. Perdebatan yang cukup alot itu akhirnya berhasil dimenangkan oleh kaum Bolshevik.

Menshevik berhasil dikalahkan. Proklamasi dikumandangkan yang suaranya menggetarkan langit-langit Rusia. Pemerintahan Soviet pertama berhasil didirikan. Dunia kini telah bergoncang. Fajar itu tersingsing. Kaum buruh memperoleh kekuasaannya atas kaum kapitalis. Bahan-bahan makanan pokok yang disita oleh kaum Menshevik rupanya disembunyikan di Winter Palace. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun