Mohon tunggu...
Eri Widianto
Eri Widianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Teknik Mesin Universitas Singaperbangsa Karawang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dosen Unsika Karawang Buat Mesin Penepung Limbah Cangkang Rajungan

5 Oktober 2019   11:45 Diperbarui: 5 Oktober 2019   12:06 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

KARAWANG, Indonesia merupakan negara maritim dengan luas 93.000 km persegi perairan dan 95.000 km garis pantai atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Potensi hasil tangkapan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan (allowable catch) mencapai 5,12 juta ton per tahun atau senilai 7.200 trilyun rupiah. Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai Utara. 

Kabupaten Karawang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup besar, dengan panjang pantai mencapai 84,23 km, panjang sungai mencapai 436,00 km, areal rawa seluas 72,10 hektar serta area danau bekas galian C mencapai 119,90 hektar. 

Pada sektor perikanan budidaya Kabupaten Karawang memiliki areal tambak seluas 18.273,30 hektar, kolam seluas 1.188,19 hektar, mina padi seluas 10.580,80 hektar serta karamba jaring apung sebanyak 99 unit. Produksi ikan di Kabupaten Karawang diperkirakan mencapai 46 ribu ton per tahun, yang antara lain dihasilkan dari sektor perikanan budidaya yang mencapai 38 ribu ton dan perikanan tangkap sebesar 7 ribu ton. 

Sedangkan tingkat konsumsi produk perikanan di Kabupaten Karawang baru mencapai 26,01 kg perkapita pertahun (Data Statistik Dinas PKP Kab. Karawang, 2011).

Diantara hasil laut yang cukup besar potensinya adalah rajungan. Rajungan merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi di Karawang. Selain dikonsumsi di dalam negeri, rajungan merupakan komoditas ekspor yang cukup penting.

Bersama dengan kepiting bakau, rajungan diekspor ke negara- negara seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan negara-negara di kawasan Eropa. Salah satu daerah penghasil rajungan di Karawang yaitu TPI Pantai Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. 

Pengolahan rajungan masih dilakukan manual oleh masyarakat nelayan setempat. Jumlah hasil tangkapan para nelayan membuktikan tingginya jumlah produksi rajungan di Karawang khususnya di TPI Pasir Putih Cilamaya. 

Permintaan pasar juga cukup tinggi terhadap rajungan. Beberapa hasil pengolahan rajungan ada yang dikonsumsi sendiri, diekspor, bahkan sudah ada beberapa UMKM setempat yang mengolahnya menjadi makanan ringan atau kerupuk.

Permasalahan yang muncul adalah limbah cangkang rajungan yang sangat melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah rajungan jika dibiarkan menumpuk akan membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Dari permasalahann tersebut, maka inovator ingin mengubah permasalahan yang ada menjadi sebuah inovasi yang bernilai jual tinggi. 

Inovasi yang akan dibuat berupa mesin penepung (crusher) limbah rajungan, selanjutnya tepung diproses secara kimia menjadi produk kitosan serta turunannya, dalam hal ini sabun anti bakteri alami. 

Produk yang akan dihasilkan antara lain nutrisi pakan ikan, pengawet makanan alami, kitosan dan produk-produk turunannya. Melalui Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) dari Direktorat Penguatan Riset dan Pengembangan, tiga dosen Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang yaitu Eri Widianto, Kusnadi dan Kardiman melakukan beberapa program dalam pengolahan limbah cangkang rajungan. 

Beberapa program yang dilakukan antara lain pembuatan mesin penepung cangkang rajungan, pembuatan tempat penampungan limbah, dan pengadaan perlengkapan pendukung.

Sosialisasi program PPTTG dilaksanakan pada Rabu (02/10/2019) di Kantor Desa Sukajaya dengan dihadiri sekitar 50 orang yang terdiri dari warga Desa Sukajaya dan dosen-dosen Fakultas Teknik Unsika beserta mahasiswa. Ketua Tim PPTTG, Eri Widianto mengatakan bahwa program penerapan teknologi tepat guna merupakan salah satu program hibah dari Direktorat Penguatan Riset dan Pengembahan, Kemenristekdikti.

"Melalui program ini diharapkan ada hilirisasi dari hasil-hasil penelitian mahasiswa dan dosen yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat" katanya saat sambutan.

"Tidak hanya sampai disini, program ini akan menjadi inisiasi untuk pengembangan program-program berikutnya khususnya dalam hal pemberdayaan masyarakat" lanjutnya.


Kepala Desa Sukajaya Abdul Ghofur mengatakan bahwa di Pasir Putih ada 120 perahu nelayan yang tidak pernah mengenal musim dan selalu beroperasi. Kalau lagi booming, nelayan Pasir Putih mendapatkan hasil tangkapan rajungan 5 ton/hari. Limbah cangkang rajungan menyisakan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masyarakat. 

Mudah-mudahan dengan kegiatan program penerapan teknologi tepat guna yang dilaksanakan oleh Tim dari Unsika bisa meminimalisir dampak-dampak lingkungan.

"Saya menyambut baik program ini, kedepannya diharapkan tidak hanya limbah rajungan, tetapi juga persoalan sampah-sampah maupun objek wisata hutan mangrove. Harapan kami kedepannya antara pihak Unsika dan kami pemerintah Desa Sukajaya ada kesinambungan program-program berikutnya" lanjut Kepala Desa saat membuka acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun