Mohon tunggu...
Eri Widianto
Eri Widianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Teknik Mesin Universitas Singaperbangsa Karawang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengolahan Limbah Rajungan Melalui Program Penerapan Teknologi Tepat Guna

5 Oktober 2019   10:20 Diperbarui: 5 Oktober 2019   10:57 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tepung cangkang rajungan hasil mesin crusher Program Penerapan Teknologi Tepat Guna Unsika 2019/dokpri

KARAWANG, Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai Utara. Kabupaten Karawang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup besar, dengan panjang pantai mencapai 84,23 km, panjang sungai mencapai 436,00 km, areal rawa seluas 72,10 hektar serta area danau bekas galian C mencapai 119,90 hektar. 

Pada sektor perikanan budidaya Kabupaten Karawang memiliki areal tambak seluas 18.273,30 hektar, kolam seluas 1.188,19 hektar, mina padi seluas 10.580,80 hektar serta karamba jaring apung sebanyak 99 unit. 

Salah satu hasil laut unggulan yang bernilai ekonomis tinggi di Kabupaten Karawang adalah rajungan. Komoditas utama rajungan berupa daging rajungan kupas yang menjadi salah satu produk ekspor andalan ke berbagai negara.

Nelayan Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon menjadi salah satu penghasil rajungan terbesar di Kabupaten Karawang. Kepala Desa Sukajaya Abdul Ghofur mengatakan bahwa di Pasirputih ada 120 perahu nelayan yang tidak pernah mengenal musim dan selalu beroperasi.

"Kalau lagi booming, nelayan Pasir Putih mendapatkan hasil tangkapan rajungan 5 ton/hari", ujarnya.

Namun, disisi lain limbah yang dihasilkan cukup banyak yaitu berupa limbah cangkang rajungan. Daripada membiarkan kulit atau limbah rajungan, potensi keuntungan dapat diraih dengan memanfaatkan dan mengolahnya. Limbah cangkang rajungan dapat diolah menjadi tepung, selanjutnya dapat diproses menjadi Kitin dan Kitosan. 

Hal ini dipaparkan dalam workshop Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (Rabu, 02/10/2019) di Kantor Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. Menurut Ketua Tim PPTTG selaku Dosen Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Eri Widianto mengatakan bahwa potensi limbah cangkang rajungan di Desa Sukajaya sangat besar untuk diolah dan dikembangkan, salah satunya sebagai bahan baku Kitosan.

"Limbah cangkang rajungan jika diolah dengan baik, maka harganya justru lebih tinggi dari pada daging kupasan rajungan itu sendiri", ungkapnya.
"Kalau kita cek harga kitosan di toko-toko online itu sekitar 100-200 ribu untuk 50 gramnya, sehingga kurang lebih harga per kilogramnya mencapai 2 juta rupiah", lanjutnya.


Kusnadi dosen Teknik Industri Unsika, salah satu Tim PPTTG mengatakan bahwa timnya telah melakukan beberapa program inisiasi dalam pengolahan limbah cangkang rajungan.

"Kami telah menjalankan program ini sejak bulan Juni lalu, beberapa program yang kami berikan antara lain pembuatan tempat penampungan, pengadaan alat dan bahan pendukung, serta yang lebih penting kami telah mebuat mesin penepung cangkang rajungan", kata Kusnadi.

Sementara itu, Kardiman salah satu Tim PPTTG juga mengatakan bahwa tepung cangkang rajungan telah diuji laboratorium, dan kandungannya layak untuk diproses menjadi Kitosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun