Mohon tunggu...
Erina Rahmania
Erina Rahmania Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Filsafat Novel "Dewi Rimba" karya Nur Sutan Iskandar

23 Januari 2021   08:43 Diperbarui: 23 Januari 2021   08:45 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Novel berjudul "Dewi Rimba" karya Nur Sutan Iskandar

Sinopsis : 

Diceritakan tentang seorang Panglima Perang Besi yang berasal dari tanah alas. Kehidupan sehari-hari hanya seorang ladang. Ia sangat senang mengembara hingga ke dalam hutan. Hingga suatu hari, Panglima tersebut sedang membara dan bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Dewi Rimba, kemudian Dewi Rimba mengobati luka Panglima yang terhempas ke dalam jurang, Panglima tidak menyadari bahwa orang yang menghempaskan dirinya adalah orang Bunian.

Banyak orang-orang mengatakan bahwa orang Bunian tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, tetapi ada juga yang mengatakan orang bunian dapat berbicara dengan manusia biasa. Kejadian yang menimpa Panglima diceritakan kepada keluarga yang ia jumpainya di luar hutan. Panglima memutuskan untuk menetap dan tinggal bersama keluarga tersebut. Tak lama kemudian, Panglima menikah dengan anak gadis dari keluarga tersebut yang bernama Jamila. Pernikahan mereka dikaruniani gadis cantik seperti Dewi Rimba. Anak gadis tersebut diberi nama Sariah. Kelahiran anak tersebut bersamaan dengan bunyinya gung dari orang-orang bunian. 

Setelah tumbuh dewasa, Sariah menaruh hati kepada lelaki yang bernama Umar. Umar adalah anak dari penghulu di kampung Bandarmuda. Hubungan mereka terhalang resyu dari orang tua Umar. Karena Sariah hanyalah anak dari keluarga tanah alas yang tidak kaya raya. Alasan tersebut tidak dipedulikan oleh Umar Umar tetap mencintai Sariah. Saat Umar pergi bermain ke Batuhampar, Umar berjumpa dengan Kubah. Kubah adalah gadis yang tidak terlalu cantik, ia memiliki catat mata. Kubah mengagumi sosok Umar, apapun akan dilakukan Kubah untuk mendapatkan hati Umar. 

Hingga suatu hari, Kubah berhasil untuk masuk dalam rumah Umar. Yang artinya, Kubah bekerja sebagai pembantu di rumah Umar. Kubah sangatlah kejam, memfitnah Umar dengan memberitahukan Sariah bahwa Umar akan menikah dengan gadis lain. Hal tersebut tentu membuat Sariah sakit hati. 

Kawan-kawan Kubah bekerja sama untuk memisahkan Umar dan Sariah. Kawan kubah yang bernama Juras ingin bertemu dengan Sariah. Kerjasama mereka gagal kargagaUmar mengetahui rencana dari Kudah dan Juras. Rencana tersebut diberitahukan oleh Dewi Rimba, saat itu Umar melihat Dewi Rimba melambaikan tangan yang berarti menandakan bahwa Sariah sedang dalam masalah. 

Tanda tersebut benar adanya, saat Umar menghampiri Sariah, Sariah sedang dipeluk oleh Juras. Perbuatan Junas tidak dapat dimaafkan dan membuat Umar marah. Sehingga Umar berkelahi dengan Junas sampai Umar terluka. Umar ditolong oleh orang-rang Bunian hingga rasa sakit yang dirasakannya hilang. Namun saat Pandal dan kawan-kawannya datang, entah kenapa orang-orang Bunian pergi begitu saja.

Rencana Kubah tidak berhenti begitu saja, Kubah tetap melaksanakan aksinya yang jahat itu, Kali ini Kubah bekerja sama dengan kawannya yang bernama Yusuf. Kubah meminta Yusuf untuk memberikan obat pemanis kepada Umar. Umar tidak mengetahui bahwa obat tersebut sebenarnya adalah racum. Namun, anehnya setelah Umar meminum obat tersebut Umar tidak merasakan efek apapum dari obat tersebut. Ternyata senjata makan tuan, racun tersebut berimbas kepada Kubuh. Rasa sakit dan gatal-gatal dalam tubuh Kubah sudah tidak dapat menahan rasa sakitnya dan meninggal dunia. 

Umar dan Sariah yang tidak mendapat restu memaksa menikah dengan cara kawin lari. Sebelumnya Umar tidak mengetahui bahwa Panglima ayahanda Sariah, sudah menjodohkan Sariah dengan Panglima Banding. Dewi Rimba menenggalamkan kkapal keluarga Sariah saat hendak mendatangi keluarga Panglima Banding. Dalam kejadian tersebut yang selanat hanyalah Sariah dan kemudi kapal. Sariah diangkat sebagai Dewi Rimba yang baru. Pernyataan tersebut telah sampai kepada telinga Umar. Umar ingin Sariah menjadi manusia kembali agar dapat dinikahinya, tetapi syarat-syarat yang duberikan tidak dapat dipenuhinya. Sehingga Sariah tidak dapat berubah menjadi manusia biasa. Hal tersebut membuat Umar menjadi stres dan terkena gangguan jiwa. 

Nilai-Nilai Filsafat :

Novel tersebut menceritakan tentang percintaan yang terhalang restu kedua orang tua. 

Novel tersebut memiliki nilai filosofis kehidupan yang disampaikan pengarang. Adapun nilai-nilai filsafat tersebut, sebagai berikut : 

- penilaian terhadap kehidupan duniawi, dimana antara orang kaya dengan orang tidak mampu selalu dibanding-bandingkan.

- mendapat sesuatu dengan cara yang tudak baik.

- berusaha untuk menghargai keputusan orang lain.

- percaya akan mitos-mitos didaerahnya menjadikan salah satu kehidupan dimasa lalu yang tetap dijalani hingga sampai saat ini yang percaya dengan mitos.

- kesetiaan cinta yang tetap terjaga walaupun banyak halangan yang menggangu hubungan anatara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun