Era pandemik saat ini semakin menyadarkan masyarakat akan manfaat berbagai vitamin yang dulu sering tidak diperhatikan. Ini bagus-bagus saja. Namun dari berbagai kampanye , saya melihat ada kampanye yang sangat riskan dan mudah menimbulkan kesalahpahaman hingga over dose vitamin. Apa Itu?
Yaitu Kampanye konsumsi Suplemen Vitamin D Dosis tinggi.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari vitamin D, tapi bukan berarti konsumsi vitamin D dosis tinggi tanpa pengawasan ahli dan monitor kadar vitamin D tubuh akan aman-aman saja.
Berbeda dengan vitamin C, kadar vitamin D tidak mudah dieliminer dari tubuh karena sifatnya hanya larut dalam lemak. Itulah sebabnya lebih mudah terjadi keracunan vitamin D jika pasien mengkonsumsi terus menerus vitamin D tanpa monitor kadarnya dalam darah. Apalagi jika yang dikonsumsi vitamin D hingga 20.000 IU perhari.
Salah kaprah
Kenapa bisa ada anjuran konsumsi vitamin D dosis tinggi? Menurut penulis ini karena kesalahkaprahan.
Salah kaprah yg pertama  yaitu standard laboratorium level vitamin D dalam darah.
Di Indonesia umumnya standard kandungan vitamin D dalam darah adalah
30 - 100 ng/mL
Di atas 100 ng/mL sdh bisa digolongkan sebagai keracunan.
Lalu kenapa ada pihak yang menganjurkan agar level vitamin D dalam darah sebaiknya di atas angka 100 agar terhindar dari infeksi Covid-19?
Karena satuan pengukuran yang digunakan berbeda. Di luar negeri mereka menggunakan satuan  nmol/L.
Level optimal vitamin D dalam tubuh adalah
75 -250 nmol/L
Salah kaprah yang kedua
Kenapa ada sediaan vitamin D dosis tinggi hingga 50.000IU di luar negeri.?
Sediaan vitamin D dosis tinggi umumnya diberikan kepada pasien sebulan sekali. Jadi bukan dosis harian.
Lalu apakah kita sebagai pasien tidak bisa mengkonsumsi vitamin D dosis tinggi, katakanlah 20.000IU per Hari?
Bisa, asalkan di bawah pengaeasan Dokter serta monitor kadar vitamin D yang ketat.
Dan ini tidak perlu dikampanyekan. Karena harus sesuai anjuran dokter.
Masyarakat awam kalau memang terpaksa sekali meskipun tidak dianjurkan bolehlah konsumsi suplemen vitamin D, maksimal 1.000IU satu atau dua hari sekali.