Mohon tunggu...
M ERIK IBRAHIM
M ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🌼🕊🐇Terbentur---TerBENTUR---TERBENTUK🌼🐇🕊
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🌼🕊Terimakasih atas dukungan dan komment positif membangunnya. Salam kompasianer 🙏🌼🕊🐇

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Cuaca Murung

23 Februari 2023   16:43 Diperbarui: 23 Februari 2023   16:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melerai ada pada cincin cincin kehidupan dengan guratan luka menyayat hati. 

Sepintas melodi bercengkrama terbawa angin, tersapu badai tergilas banjir. 

Lekang waktu tahu menahu akan kejadian sepanjang waktu, hingga akhir hayat berjumpa dan berjubel jadi satu. 

Sebuah bingkai foto, ku acuhkan. Sepasang cinderamata, ku hibahkan. 

pada lamunan poros asa yang menggantung tak terhitung dibalik cuaca murung

Semenanjung petuah terpahat dalam-dalam dalam seonggok batu. 

Mundur ku sejauh mungkin layaknya angin debu terhempas angin kencang.. 

Enggan ku tepis, namun sengaja ku hiraukan saja. 

Terserah mau berbuat bagaimana? 

---

Demikian dan Salam fiksi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun