Euforia Kemenangan Persib: Kebahagiaan Sederhana Rakyat Kecil di Tengah Gonjang-Ganjing Negeri
Sabtu malam, Bandung bergemuruh. Kemenangan Persib Bandung atas Persis Solo dengan skor 3-2 di laga penutup Liga 1 musim ini bukan sekadar mengukuhkan Persib sebagai juara, tetapi juga membangkitkan euforia luar biasa di tengah masyarakat. Sorak-sorai, tiupan terompet, kibaran bendera, dan arak-arakan kendaraan memenuhi jalan-jalan utama kota. Sebuah malam yang berubah menjadi lautan biru.
Saya kebetulan keluar rumah malam itu, bukan untuk ikut konvoi atau merayakan kemenangan secara langsung. Namun, tanpa sengaja, saya justru terjebak dalam kemacetan panjang di tengah pesta rakyat. Alih-alih kesal, saya tersenyum. Di antara kerumunan, saya melihat seseorang mengenakan kostum Ultraman---ikut menari, melambai, dan larut dalam kemeriahan. Aneh, konyol, tapi sekaligus menyentuh. Pemandangan yang sekilas tampak remeh ini menyimpan pesan kuat tentang makna kebahagiaan bagi rakyat kecil.
Kebahagiaan rakyat tak selalu lahir dari kemewahan atau prestasi ekonomi yang mentereng. Terkadang, satu kemenangan tim sepak bola lokal sudah cukup untuk membuat mereka merasa hidup kembali---meski hanya sesaat. Di negeri yang dipenuhi kabar korupsi, ketimpangan ekonomi, dan naiknya harga kebutuhan pokok, momen kebersamaan seperti ini adalah jeda yang melegakan. Sebuah napas di tengah sesak kehidupan.
Wajah-wajah yang bersorak, menari di atas motor, dan tertawa dengan mata berkaca---bukanlah wajah-wajah yang benar-benar lepas dari beban. Bisa jadi mereka baru saja kehilangan pekerjaan, sedang terlilit utang, atau bahkan belum tahu akan makan apa esok hari. Namun malam itu, kemenangan Persib adalah milik bersama. Milik semua orang yang lelah, tetapi masih punya semangat untuk merayakan bahagia.
Ada sisi humaniora yang begitu kental dalam perayaan ini. Ia bukan sekadar pesta olahraga, melainkan selebrasi eksistensi. Pengingat bahwa rakyat, meski terus dihimpit tekanan, tetap memiliki daya untuk bersatu dalam kegembiraan kolektif.
Euforia Persib adalah potret nyata tentang bagaimana rakyat kecil menciptakan ruang bahagia di tengah dunia yang porak-poranda. Mereka tidak menuntut banyak. Mereka hanya ingin sedikit ruang untuk bersorak, bernyanyi, dan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang menang. Ini bukan sekadar kemenangan klub sepak bola. Ini adalah kemenangan rasa: rasa memiliki, rasa bersatu, rasa merayakan.
Malam itu, saya pulang dengan hati yang penuh. Terjebak dalam kemacetan bukan lagi perkara menyebalkan. Di tengah hiruk-pikuk dan klakson yang bersahutan, saya melihat sesuatu yang lebih dalam: rakyat yang sedang mencari hiburan, yang ingin merayakan hidup---meski hidup kerap tak berpihak pada mereka.
Dan mungkin, di situlah letak kekuatan rakyat kecil: kemampuan mereka untuk tetap tersenyum di antara kerasnya kenyataan, dan menjadikan kebahagiaan sederhana sebagai bentuk penghiburan di tengah hidup yang berantakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI