Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kabur Aja Dulu, Bisakah Menjadi Solusi Para Pencari Kerja

18 Februari 2025   08:41 Diperbarui: 20 Februari 2025   20:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Ririe Aiko

Kabur Aja Dulu: Solusi Atau Melarikan Diri dari Kenyataan?

Akhir-akhir ini, ungkapan "kabur aja dulu" menjadi populer di kalangan anak muda Indonesia, terutama di media sosial. Tagar ini muncul sebagai respons terhadap berbagai tantangan yang dihadapi oleh generasi muda, terutama terkait dengan kondisi ekonomi, lapangan kerja, dan ketidakpastian masa depan. Banyak anak muda dengan prestasi gemilang dan pendidikan tinggi memilih untuk mencari peruntungan di luar negeri, berharap dapat meraih kehidupan yang lebih baik. Sebuah pilihan yang semakin dilihat sebagai alternatif yang rasional ketika melihat kenyataan di dalam negeri yang penuh dengan keterbatasan.

Namun, di balik kemudahan memilih untuk "kabur", keputusan ini tak seharusnya diambil dengan gegabah. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk meninggalkan tanah air. Tapi apakah melarikan diri ke luar negeri benar-benar merupakan solusi, atau justru hanya sebuah cara untuk menghindari masalah yang sesungguhnya perlu dihadapi dengan lebih bijaksana.

Kenapa Anak Muda Memilih "Kabur"?

Fenomena meningkatnya minat anak muda untuk bekerja di luar negeri tidak bisa dilepaskan dari situasi ekonomi dan sosial di dalam negeri. Pada dasarnya, semakin sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia, serta meningkatnya kualifikasi yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan, menjadikan pasar tenaga kerja semakin kompetitif dan penuh dengan tantangan. Tidak jarang, gelar sarjana dengan IPK tinggi dan pengalaman kerja bertahun-tahun masih belum cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, masalah upah yang rendah dan ketimpangan antara penghasilan dan biaya hidup semakin memperburuk keadaan. Dengan upah minimum yang hampir tidak sebanding dengan biaya hidup yang terus meningkat, banyak pekerja merasa terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit untuk diputus. Di sisi lain, kesempatan untuk bekerja di luar negeri menawarkan prospek yang jauh lebih menarik. Di banyak negara maju, dengan kualifikasi yang tidak terlalu tinggi, seseorang masih bisa mendapatkan penghasilan yang memadai dan standar hidup yang lebih baik.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tagar kabur aja dulu, menjadi ajakan yang menggema di kalangan anak muda. Bagi sebagian mereka, pergi ke luar negeri bukan hanya soal mencari uang, tetapi juga tentang mengejar kesempatan untuk berkembang, belajar, dan mendapatkan pengalaman yang lebih baik dari yang ditawarkan di dalam negeri.

Meski menggoda, keputusan untuk "kabur" ke luar negeri bukanlah solusi yang sesederhana itu. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dengan matang sebelum seseorang memutuskan untuk meninggalkan tanah air. Salah satunya adalah kesiapan mental dan fisik untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang mungkin sangat berbeda dari Indonesia. Perbedaan budaya, bahasa, dan cara kerja yang ada di negara tujuan seringkali menjadi tantangan besar bagi para pendatang baru. Tanpa persiapan yang baik, adaptasi ini bisa mempengaruhi kualitas hidup dan bahkan menyebabkan keputusasaan.

Selain itu, kehidupan di luar negeri, meski menawarkan banyak peluang, juga memiliki tantangan besar yang tidak selalu terlihat di permukaan. Biaya hidup di negara maju, misalnya, bisa sangat tinggi, bahkan di luar kota besar. Pengeluaran untuk tempat tinggal, transportasi, makanan, dan kebutuhan lainnya bisa memakan sebagian besar penghasilan. Dalam beberapa kasus, gaji yang lebih tinggi tidak serta merta berarti memiliki lebih banyak uang setelah dikurangi dengan biaya hidup yang tinggi.

Satu lagi masalah yang sering dihadapi oleh pekerja asing adalah ketidakpastian status pekerjaan dan masalah legalitas. Bagi sebagian besar negara, pekerja asing memerlukan izin kerja dan visa yang harus diperbarui secara berkala. Proses ini bisa menjadi sangat rumit dan memerlukan biaya tambahan. Selain itu, ketergantungan pada pekerjaan dengan visa sementara juga meningkatkan rasa tidak aman bagi para pekerja.

Bagi generasi muda, penting untuk tidak hanya melihat dunia luar sebagai tempat yang lebih menjanjikan, tetapi juga untuk turut serta dalam membangun negeri ini. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan keterampilan dan kompetensi diri agar mampu bersaing di pasar global. Dengan keterampilan yang lebih tinggi, bukan tidak mungkin peluang untuk bekerja di luar negeri akan datang sendiri, tanpa harus merasa terpaksa untuk "kabur".

Selain itu, para pemuda juga bisa berkontribusi dalam memperbaiki kondisi di dalam negeri dengan memulai usaha atau terlibat dalam sektor-sektor yang berkembang di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya ekonomi digital, banyak peluang baru yang muncul untuk para wirausahawan muda. Memanfaatkan potensi pasar dalam negeri dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif juga dapat membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun