Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Saat Mulai Merasa Insecure

7 November 2022   20:10 Diperbarui: 7 November 2022   20:29 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering dari kita merasa insecure, ketika bertemu dengan teman/kerabat yang kariernya jauh lebih baik daripada kita. Bahkan tak jarang diacara reunian yang seharusnya menjadi acara temu rindu, berubah menjadi acara "adu gengsi". Masing-masing berlomba menunjukkan pencapaiannya. 

Di usia yang sama dengan anda, ada yang sudah berhasil dengan kariernya dan bahkan sudah mencapai lebih dari apa yang ada impikan. Dia menggapai mimpi-mimpi anda dengan sangat mudahnya. Sedangkan anda, masih ada disini, masih ditempat yang sama, masih ada di titik awal. Bukan karena anda tidak pernah berusaha keras, tapi karena takdir tuhan yang bergerak disini. Kita terkadang tak bisa melawan itu. 

Sederhananya begini, jika semua kesuksesan itu adalah karena kerja keras, tentu kuli bangunan adalah orang yang paling sukses karena mereka bekerja paling keras, Jika semua kesuksesan itu adalah karena kepintaran, maka sudah pasti mereka yang mendapat gelar pendidikan tinggi, akan menjadi orang terkaya didunia.

Dan Jika semua kesuksesan adalah karena banyaknya waktu yang digunakan untuk bekerja, maka sudah pasti semua pemiliik warung atau resto yang buka 24 jam, akan menjadi orang terkaya di dunia.  

Benar bahwa kesukesan itu bisa diusahakan dengan kemauan dan kerja keras, tapi harus kita sadari bahwa sekeras apapun kita berusaha jika tuhan tidak menakdirkan terjadi, maka tidak akan pernah terjadi. Kita tidak bisa menjudge mereka yang tidak berhasil adalah karena mereka pemalas. 

Mungkin ada sebagian yang memang lebih banyak bermalas-malasan daripada bekerja keras. Tapi tak jarang juga kita temukan seseorang yang sudah sangat maksimal, tapi tetap berada di titik terendah. 

Lalu bagaimana dengan anda? Jika anda adalah orang itu. Janganlah berkecil hati. Anda mungkin belum sampai di puncak pendakian. Mungkin saat semua orang sudah berdiri dipuncak, anda adalah satu-satunya yang tertinggal di sudut paling bawah. Anda selalu menjadi yang paling tidak terlihat,  karena begitu rendahnya tempat anda berdiri. Mungkin hanya satu dua orang saja yang mengingat anda, karena anda memang bukan siapa-siapa. 

Anda merasa tak punya sesuatu yang akan membuat anda dihargai. Perasaan seperti itu selalu menghantui anda, hingga terkadang anda memilih menghindari acara-acara berkumpul. Wajar jika anda merasa demikian, perasaan seseorang yang sedang terpuruk kadang memang lebih peka. Namun, jangan terus berada dalam pikiran yang semakin merendahkan diri anda. 

Saat ini mungkin Anda jauh tertinggal, tapi percayalah bahwa Tuhan sedang mempersiapkan anda untuk lebih kuat dari mereka. Mungkin pekerjaan anda tak layak untuk dibanggakan, tapi dengan pekerjaan itu anda memiliki mental yang lebih hebat, mereka mungkin takkan sekuat anda, jika diposisi yang sama. Anda luar biasa, karena bisa bertahan sampai detik ini. 

Anda masih bisa tersenyum meski setumpuk masalah dan tanggung jawab kian menuntut anda.  Mental anda begitu kuatnya karena selalu bisa bangkit kembali setelah hancur berkeping-keping. Anda terus berusaha berjalan, meski kenyataannya posisi anda tidak berubah. 

Anda hebat! Anda begitu luar biasa! Tuhan memilih anda melalui jalan yang lebih sulit karena Tuhan tau andalah yang paling Hebat! Ingatlah bahwa mereka yang dipermudah, belum tentu memiliki mental sekuat anda. Ingatlah anda diperkuat untuk bisa bertahan lebih lama dipuncak! Langkah dan proses seseorang tak perlu sama, point pentingnya adalah kita bisa merasa bahagia menjalani hidup kita. Dan bahagia itu soal rasa, tak selalu soal harta.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun