Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ketika Bulan Menangis dan Malam yang Murung

12 Oktober 2022   21:07 Diperbarui: 13 Oktober 2022   18:58 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh cnnindonesia.com oleh Julio Cortez | Sebuah malam yang penuh keheningan

Cukuplah burung menjadi saksi bulan itu sedang menangis dan malam yang Murung... 

Gelagat rasa resah, galau, hingga relung hati tercabik, rupanya didengar rembulan di cakrawala sana. 

Aku melihat nya sedang berbisik bernada halus kepada awan untuk segera menurunkan hujan dibumi, agar siapapun tidak mengetahui dirinya sedang menangis. 

Cenderung meringkuk dan menutup diri, namun tetap menyinari malam-malam ini dengan lentera di sekujur tubuhnya. 

Tetap teguh meskipun, kalbu ingin runtuh

Lain lagi dengan malam yang begitu murung hari ini, memenjarakan bintang bintang untuk berkilauan di bumi. 

Mengapa bulan menangis? 

Mungkin, relung hatinya terluka, mungkin rasa rindu yang menggebu gebu pada makhluk bumi, mungkin juga rasa gundah gulana menerpa nya. 

Lalu, mengapa malam begitu Murung? 

Mungkin kepiluan makhluk bumi, ingin ia tampung dengannya. Namun apadaya, tidak bisa dijangkau dan diraih, hanya bisa diraba dan diterawang saja. 

Banyak juga renungan, isak tangis hingga sayatan hati penduduk bumi dihibahkan di malam-malam penuh kesunyian. 

Sampai kini, bulan dan malam tidak tahu pasti, apa alasan sebenarnya. Hanya kemungkinan



**Semarang, 12 Oktober 2022**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun