Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lebih

26 September 2022   17:18 Diperbarui: 29 September 2022   21:57 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar by Lpmdinamika. co oleh M. Zuchri Nasuha Lubis | Segelaa air yang hampir saja penuh dan hampir tumpah ke bawah

Lebih. Saat ini, sepenggal kata itu membuat raut mukaku sedikit mengkerut berangan-angan bahaya yang tersemat di dalamnya. 

Senin dingin. Hari ini memang nampak kaku, semu semu, terlebih lagi raut muka orang-orang penuh kecanggungan menatap diri ini. 


Lebih. Sepotong roti dan air minum kemasan, seharusnya bisa tuk mengganjal perut yang gersang ini. 

Menyambung hidup dan enggan menerka-nerka kehidupan orang lain. 

Lebih. Tong kosong nyaring bunyinya. Manakala sepotong omongan, terdengar ditelinga lebar orang kemana-mana, mencuat melanglang buana.


Lebih. Bertandang satu pintu ke pintu yang lain. Salam sapa dan ramah.... 

Tidak sesuai ekspektasi...! Raut muka mengkerut... Acuh hingga trauma membekas sedikit... 

Enggan untuk menyapa kembali...! Namun, menyisir dan membiaskan wajah cerah ceria dengan tatapan sumringah nya. 


Kata lebih... 

Sejenak ingin bu bertasbih...

Terbesit nikmat-Mu yang enggan untuk berdalih... 

Sudahlah... ! Hari semakin sore menilik program kompor listrik yang membuatku sejenak terusik.... 

Sejenak merehatkan badan... 

Muara pinta...! Semoga dikelilingi pelita dan lentera asa hari ini. 

Semoga peluh keringat mu...! Tak sia sia... 

Ingat...! Lebih itu, baik dari segala penjuru mata angin, pasti tersemat wejangan yang membuat mu meratap dan merenung. 

***Sore, 26 September 2022***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun