Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Panas Dingin Seorang Petani

25 Juni 2022   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2022   08:45 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Istockphoto / Thirawatana Phaisalratana

Seperti hari ini. Letih dan ngeluh harus ia tangkis sementara

Air... Pagi.. Dingin... Tanah... Senja... Panas mentari. Teman sehari hari

Poros waktu ia yakini, sebagai kesempatan

Demi mencari Selembar dan secarik rupiah


Pagi Buta

Menyisihkan waktu, menggarap ladang

Untuk memenuhi penghidupan

Demi menggenggam pundi-pundi uang

"Ayah , aku ingin sepeda....". Pinta anak kecil

Bagaimana---sudah terbayang bukan dibenak ayahnya

Iya...! Pinta nya, tak mungkin ia tolak dan menampik, setidaknya ia berujar, 

"Ia, ayah akan membelikan nya, Tapi, nanti dulu ya dek, kalau uang sudah hadir di saku ayah "

Manakala dompet kehidupan belum terisi

Itulah yang membuat ayah beranjak beraksi

Petani---bangggalah nak! Ayah ini seorang petani


Sepeda sesekali ia kayuh

Bersamaan pula, tubuh ia merengkuh

Tertunduk---tiada sesiapa yang tahu

Meratap seorang diri dengan anak tercinta ini

Panas dingin serta merta meradang... 

Dipagi buta hingga malam gelap gulita

Entah...! Sedang merengkuh tangis atau bahagia

Kupu-kupu mimpi tak jarang ia bawa tuk menemani

Dimanapun... Rumah berteduh atau di ladang sawah sawah nan rimbun

Topi dari lembaran kayu teduh ia senantiasa pakai.

( menopang panas menyengat

Rumput ilalang.... 

Serangga serangga kecil hingga buas, ia jelajahi

Tanah gembur... Kering.... Gambut... Subur ia jajaki dari desa ke desa

Anakku...!" Sampai mumpuni berkata," anakku, sepeda ini untuk mu"... 

 M. Erik Ibrahim

Semarang, Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun