Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Freelancer - 🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🦢 Terbentur----TeRBENTUR----TerbENTUR----TERBENTUK🐇🦢

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mengapa Harus Aku

6 Juni 2022   17:08 Diperbarui: 20 Juni 2022   19:00 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlihat empat orang yang sedang berdiri menatap bangunan kosong. (Sumber: pixabay.com/A_Werdan)

Sebelum aku menulis ini, entah berapa lama aku duduk bertengger dan berdiam diri layaknya terpaku. 

Tat kala harus berkutat dengan problema yang menghadang, sepanjang hari sepanjang malam di gubuk tua yang nampak menyeringai dan salam sapa kepadaku

Selain menjadi tempat kedua untuk mencurahkan isi hati yang digelayuti masalah yang menghampiri, gubuk ini layak nya sangat guru psikologis yang menentramkan hati. 

Mengapa harus aku. Iya, mengapa harus aku yang menimpa masalah dengan melewati jalan terjal nan penuh lika liku ini. 

Mungkin rasanya putus asa senantiasa menghampiri dengan menyelinap dalam diam tapi tidak terlihat oleh mata, akan tetapi dengan hati. 

Masalah demi masalah terkadang bisa dicegah dan diselesaikan dengan segera, akan tetapi ada juga masalah yang aku hanya bisa tertengadah dan memanjatkan doa. 

Sembari menulis di depan kaca sambil tersenyum-senyum sendiri mengisahkan begitu banyak yang diderita. 

Tidak sampai disitu, masalah demi masalah silih berganti datang dan terkadang bisa muncul di waktu yang bersamaan. 

Di penghujung waktu yang seharusnya harus berehat, kini terpaksa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tiada henti sampai nya hingga kapan. 

Tidak mau berkutat dengan masalah, kaki dijiwa raga ini seolah ingin mengajak untuk melepas penat yang melanda berhari hari dengan berlibur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun