Roda sepeda bagaikan alur kehidupan
Nan kadang dibawah, ditengah ,kadang diatas
Tak tentu arahnya dan berputar pada porosnya
Detik waktu sekali pun tak dihiraukan nya
Puisi Humaniora : Kepala Batu
Rantai isyarat tali temali nan gotong royong dan pikul memikul
Tanpa dirinya, sepeda senantiasa bergeming dan berdiam diri
Satu sama lain tersambung nan terikat pada seutas temali itu
Seolah terpancar filosofi nan bersatu padu
Puisi : Jauh di Mata Dekat Di hati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!