Suatu waktu, saat itu kuseduh secangkir teh hangat, sengaja duduk santai bersendau gurau
Liukan suara melengking kala itu, sejenak membuatku berdebar senja kala itu.Â
Senyum palsu yang berubah menjadi pulsa harus ku gubah menjadi asa yang indah
****
Lihatlah matahari dengan sinar meredup itu...Â
Cantik bukan...? BUKAN!!!Â
Dan seperti biasanya bahwa aku harus ku melihat pada pandangan pertama.Â
Tepatnya dibawah gema matahari
Apa maksudnya?Â
***
Entahlah..., setidaknya semangkok seblak hangat sudah sampai didepan mata!Â
Tiada mungkin ku berucap sepatah kata
Perangai rancu setidaknya ku tidak tampakkan
Tapi bagaimana waktu itu?Â
***
Dibawah mentari dengan embun pagi
Ditengah surau surau berkumandang adzan
***
Upah tanpa sumpah
Dibawah payung hitam di peraduan
Kembali kerumah dengan penuh ketentraman
----
Demikian dan Salam fiksiana
Â