Mohon tunggu...
Ericson sianturi
Ericson sianturi Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

mm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melawan Bullying di Masa Sekarang

23 Februari 2021   20:44 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:04 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Bullying yang merupakan sebuah tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara melukai secara fisik, verbal atau emosional / psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang secara fisik atau mental lemah berulang kali tanpa perlawanan untuk membuat korban menderita.

     Sekarang saya ingin menjelaskan tentang pembulyan yang marak terjadi di masa sekarang ini.Bullying banyak jenis nya ada yang secara verbal,secara fisik dan secara rasional. Yang sekarang saya akan bahas merupakan pembullyan secara fisik dimana fisik menjadi acuan orang dizaman sekarang untuk membuat sebuah circle pertemanan, dengan melihat bentuk tubuh mereka bisa mengklasifikasikan mana teman yang menurut mereka bisa bergabung dan berteman dengan baik .Berbeda dengan orang yang berfisik kurang beruntung akan lebih susah untuk mendapatkan circle pertemanan yang baik terlebih lagi ancaman bullying body shaming yang sedang diterima nya akan menambah beban fikiran yang sedang dijalani nya.
    

      Bullying memiliki pengaruh jangka panjang dan jangka pendek pada korban bullying. Efek jangka pendek yang disebabkan oleh perilaku bullying tertekan karena penindasan, penurunan minat dalam melakukan tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Sementara konsekuensi jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam membangun hubungan baik dengan lawan jenis, selalu mengalami kecemasan akan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari rekan-rekan nya.

     Sedangkan si pembully sedang membully ia tidak mengetahui dampak yang akan terjadi bagi si korban yang berdampak:

*Sulit makan atau malas makan

*karena takut dan gelisah
*Rasa sakit fisik jika Anda menggunakan kekerasan
*Kesal dan marah karena Anda tidak dapat membalas
*Malu dan kecewa pada diri sendiri karena Anda hanya bisa membiarkannya
*Rendah kepercayaan diri / rendah diri
*Pemalu dan kesepian
*Menurunnya prestasi akademik
*Merasa terisolasi dalam asosiasi
*Depresi yang menyebabkan berpikir atau bahkan mencoba bunuh diri.
      

         Seorang pembully memiliki ciri tertentu antara lain Memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain.Fokus pada diri sendiri,Memiliki keterampilan sosial yang buruk dan sulit untuk bergaul Kurang empati,Sering merasa tidak aman dan membuat dirinya nyaman dengan cara menggretak atau mengganggu orang lain,Kesulitan untuk memahami emosi seperti rasa bersalah, empati, belas kasih, dan penyesalan.

      Di lingkungan pergaulan pun tidak jauh berbeda, masih ada saja teman dekat ataupun bahkan yang tidak terlalu dekat yang suka mengatai sesuatu yang membuat sakit hati  terhadap diri kita, terkadang ada yang menyampaikan bobot tubuh kita yang semakin bertambah, kulit kita yang semakin gelap dan kehidupan sehari-hari kita.

      Syukur, jika nada bicaranya mendukung dan tidak bermaksud mengejek, sebaliknya banyak yang lebih kepada menyindir dan merendahkan tidak tahu tempat dan kondisi dari lawan bicaranya.Ejekan-ejekan sosial ini dalam bentuk body shaming, merendahkan harga diri seseorang, mengecilkan pencapaian seseorang tentu perlu untuk disikapi dan direspon dengan bijak, apalagi jika disampaikan dengan nada yang tidak asertif dan cenderung menginjak-injak harga diri seseorang.

      Di lain sisi kerap juga ketika direspon balik banyak yang mengatakan kita "baperan", padahal hakikatnya kita membela harga diri kita, kita ingin menghentikan budaya perisakan secara "halus" yang telah membudaya ini, kita ingin membela orang-orang yang dirisak agar mereka tidak terus menjadi bulan-bulanan ejekan body shaming yang pembully lakukan.

       Mari kita hentikan kelakar yang keterlaluan. Bercanda boleh, tidak ada larangan, asal sesuai tempat dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Kita berhak tertawa, sebagaimana kita juga berhak terluka. Namun, canda ada batasnya. Apalah guna senda gurau jikalau tawa renyah terjadi di atas hati orang lain yang "berdarah-darah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun