Mohon tunggu...
Benedict Erick Mutis
Benedict Erick Mutis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa biasa

Belajar mengulik realitas secara 3 dimensi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aku Menjadi Manusia Ketika Berjumpa Keheningan

27 Januari 2023   08:00 Diperbarui: 27 Januari 2023   08:08 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa itu keheningan? 

Keheningan, barangkali kita memproyeksikannya sebagai kesenyapan, kesejukan, kekosongan, atau bahkan peristiwa penarikan diri dari hiruk-pikuk serta gangguan keramaian. Bila dilihat dari pandangan secara biner, keheningan hadir karena ketiadaan keramaian, begitupun dikatakan ramai ketika ada hening. 

Namun dalam konteks akhir-akhir ini, keheningan menjadi "pelarian" sejenak manusia ditengah keramaian. Istilah "healing" yang akhir-akhir ini eksis dan dipakai untuk menemukan keheningan dan kedamaian itu.  Hening seakan instrumental, akibat kepenatan dan kepadatan disana-sini yang seolah menutup sisi kemenjadian keutuhan manusia.

Sebagai contoh kehidupan sehari-hari, pastinya kita seperti mendengar bunyi "nging" ketika berada di ruangan sunyi. Secara alami, kita bereaksi biasa saja atau sangat lumrah terjadi ketika mendengarnya. Tetapi, apakah bunyi "nging" tersebut menandakan keheningan yang adalah kekosongan, ketiadaan?, lalu apa itu keheningan bila tak mampu merasakan kehadiran makna kosong dan tiada itu?  

Afek Psikedelik 

Sebelumnya kita sebaiknya memahami dahulu, apa itu efek psikedelik beserta impulsnya. Efek psikedelik adalah dorongan halusinasi, imajiner, dan fantasional yang didapat (biasanya) melalui obat-obatan, "mushroom," dan berbagai NAPZA lainnya. 

Proyeksi benda-benda serta suasana yang mewarnai alam pikiran masuk kepada dunianya (pribadi) dapat dikatakan dia-lah pengada yang menyelenggarakan dunianya. Kata halusinasi boleh jadi mewakili afek psikedelik si pengguna.

Bila mengembangkan atau meminjam sedikit term realitas nyata dan semu Jacques Derrida, maka realitas dalam dunia psikedelis berbau kesemuan. Dibentuk atas afeksi alam bawah sadar manusia yang menyeruak mengaburkan sisi realitas nyata yakni penglihatan pada dunia absolut ini. Dualisme realitas disini agak berbeda dengan konteks media sosial misalnya atau artifisialitas (bila mengkomparasikan dengan dunia digital).

Kalau tetap didesak untuk menjawab pertanyaan mengapa dunia psikedelik dianggap ketenangan, mungkin saya akan menjawab dengan proposisi biner, yakni kerumitan, keramaian, hiruk-pikuk, tumpang-tindih, dan persaingan yang adalah lawan dari ketenangan, kedamaian, dan kekosongan. Tiap manusia boleh jadi dapat sekali terjebak pada multi-realitas itu. Efek psikedelik disini diubah menjadi sekadar alat penunjang.

Ekplorasi Keheningan dalam Kultur Ketimuran 

Kultur Cina tradisional (konteks komunikasi) memandang keheningan sebagai pembatas atau jarak antara relasi kenal-mengenal aku dan orang lain. Mungkin kita sudah menduga akan datangnya pribadi yang individualistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun