Mohon tunggu...
Erick Mubarok
Erick Mubarok Mohon Tunggu... Petani - Penulis

Petani yang sedang belajar komunikasi | Penyuka sejarah | Penonton dagelan | Gooner dan Bobotoh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Fatherlogy", Ilmu Bapak-bapak Masa Kini

5 November 2019   17:36 Diperbarui: 5 November 2019   21:44 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh 4144132 dari Pixabay

Kepolosan seorang selebgram membuat pernyataan terbuka atas 'kesuksesan' menghamili kekasihnya di luar nikah membuat gemuruh dunia maya dan nyata, terutama kelompok ibu bangsa.

Bagaimana tidak, mereka dan juga (mungkin) kita sepakat hal itu adalah tanda jelas sudah terjadi pergesaran rasa malu dari perspektif orang timur.

Bisa jadi, secepatnya, telinga kita pun akan menganggap berita serupa adalah kabar yang renyah lalu membiarkan dan mewajarkannya: dislokasi moral, bukan begitu?!

Saya menganggap apa yang dilakukan selebgram tersebut adalah tindakan yang polos, melihat dari mimik muka dan cara penyampaian tanpa embel-embel beban bahkan justru berkhotbah bak motivator agar para follower-nya yang kebetulan atau ke depan bakal senasib seperiangan "meng-idem-kan" polah si seleb.

Alasan lainnya, bisa jadi itu bukan merupakan produk instan hanya karena efek dari hingar-bingar teknologi informasi yang melesat eksponensial tanpa dibarengi rantai moral.

Ada rangkaian proses panjang di baliknya yang sulit dibuktikan dan hanya bisa menduga menyoal pendidikan adab, keluarga, kultur lingkungan hingga sentuhan agama.

Atau mungkin kita ini hanya sedang 'dibodohi' oleh sandiwara anak muda yang belakangan ini jadi marak menerkam netizen yang budiman, mulai usia dini sampai tak bergigi demi sesuap like, comment, share and subscribe yang sebetulnya tak pernah ada kejadian menghamili dan dihamili, mereka menikah dengan niat tulus penuh suka dan cinta untuk membina rumah tangga sakinah mawaddah. Buktinya, masih ingat kejadian (drama) pengeroyokan sampai luka lebam?

Jika hipotesa kedua yang diamini, maka ini akan banyak menyangkut soal gangguang kejiwaan.

Pasca-lahirnya media sosial, timbul pelbagai penyakit kejiwaan yang kemudian dideskripsikan oleh para psikolog kedalam beberapa istilah.

Yang paling umum, 'gila' karena media sosial antara lain FoMo Syndrome alias Fear of Missing Out.

Tandanya, cemas berlebihan akibat tak bisa menahan jempol untuk terhubung medsos. Sepertinya kita semua masuk kategori ini?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun