Produktif untuk memberikan hasil itu penting. Tidak kalah penting juga untuk produktif dalam menginvestasikan waktu untuk hadir dan menjalin relasi positif dengan anggota tim. Pemimpin yang efektif menyadari mengenai prinsip "results through people", bahwa hasil yang ia ingin ciptakan hanya mampu terjadi jika ia melakukannya dengan melibatkan anggota timnya.
Hasil dicapai melalui kebersamaan dengan orang lain, karena itu penting bagi pemimpin untuk merawat hubungannya dengan anggota timnya, dan hal yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan menyediakan diri untuk hadir di tengah-tengah anggota timnya.
Mendengarkan mereka, tertawa bersama mereka, bercengkrama bersama, menanyakan pendapat mereka, dan berupaya mengenal anggota timnya lebih dalam.
Ada 2 jenis perspektif pemimpin dalam memandang anggota timnya. Perspektif pertama adalah saat pemimpin berpikir dalam hatinya "bagaimana supaya anggota tim saya bisa berguna untuk saya?" dan perspektif kedua saat pemimpin berpikir dalam hatinya "bagaimana supaya saya bisa berguna untuk anggota tim saya?"
Jika pemimpin hanya memiliki perspektif yang pertama, ia akan memandang anggota timnya hanya sebagai alat produksi dalam bisnis, karena itu tidak penting baginya untuk "hadir" bagi mereka.
Ketika terjadi masalah, baru sang pemimpin turun tangan dan kemudian menciptakan masalah baru dengan kecenderungan menyalahkan, sementara anggota timnya akan berkata dalam hatinya : "lah, kemana aja lu selama ini..."
Sementara pemimpin yang memiliki perspektif kedua, akan mengupayakan yang terbaik untuk dapat "hadir" bagi anggota timnya karena ia tahu bahwa dengan memfokuskan terlebih dahulu pada memberi nilai tambah bagi orang lain, maka pada akhirnya ia akan memperoleh nilai tambah juga dari mereka.
Cenderung menjaga "status quo" dan jarang melakukan terobosan
Kepemimpinan adalah mengenai melibatkan orang lain dalam perjalanan menuju tujuan yang lebih baik di masa depan.
Jika anggota tim tidak merasa bahwa ia sedang diajak dalam sebuah perjalanan yang menantang menuju masa depan yang lebih baik, mereka akan merasa "jalan di tempat". Sekan-akan pekerjaan dan karir mereka hanya mengenai operasional sehari-hari tanpa adanya inovasi dan terobosan penting yang dapat menantang dan membuat mereka bertumbuh.
Orang akan meninggalkan atasan yang tidak membuat mereka menjadi pribadi yang bertumbuh dalam pekerjaan yang menantang.
Pada dasarnya setiap orang senang akan tantangan dan akan merasa terpacu untuk menjadi lebih baik jika mendapat tantangan yang sesuai dengan kompetensi mereka. Orang juga akan merasa bergairah jika mereka tahu bahwa kontribusi mereka memberi makna penting bagi kemajuan organisasi.