Mohon tunggu...
Eric Brandie
Eric Brandie Mohon Tunggu... Penulis - Sosiolog

Kajian realitas dan dimensi sosial Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

NKRI Harga Mati Vs Residu Terorisme

28 Maret 2021   19:19 Diperbarui: 28 Maret 2021   20:33 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mantan Komandan dari Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah (JI) wilayah Asia Tenggara Nasir Abbas: 

"Alasan pelaku melakukan teror bom bunuh diri adalah untuk balas dendam kepada aparat penegak hukum yang dalam beberapa bulan terakhir kerap menangkap anggota JAD dan MIT di wilayah Sulawesi".

"Kemungkinan faktornya adalah balas dendam ya terhadap penangkapan anggota mereka di wilayah Sulawesi belakangan ini serta operasi aparat terhadap MIT," katanya. 

Analogi:

Suatu ketika dompet saya dicopet di dalam bis, betapa kesal dan marahnya saya mengalami itu.

Atas nama balas dendam beberapa saat kemudian saya merampoki rumah masyarakat dengan sesuka hati saya.

Di peradaban kehidupan, KEBODOHAN POLA PIKIR memang akan senantiasa berimbas petaka bagi semesta kehidupan, tak terkecuali menyasar manusia-manusia tak bersalah lainnya yang justru tidak tahu-menahu.

Dan ironisnya manusia-manusia klaster TUNA CERDAS senantiasa dibudidayakan dengan piawai nan licik oleh pihak-pihak tertentu bersama jerat kemasan tipu daya klaim "SUCI" yang tentu saja berkat kebodohan akut itu praktek kerbau dicocok hidungpun tidak begitu sulit akhirnya terjadi seturut dengan misi pihak pembudidaya tersebut.

Tak habis pikir, tanpa malu entah disadari atau tidak, tiap saat bersaksi bahwa Tuhan itu maha baik maha penyayang, sembari pula di saat bersamaan tanpa ragu mentransformasikan sosok Tuhan maha horor lagi bengis bagi umat manusia ciptaanNya yang notabene tidak bersalah.

Kontras, dalam hal ini telah terjadi pergeseran makna, atau bahkan aksi penyelewengan arogan sepihak terhadap esensi kodrat suci Tuhan Sang Khalik Sang maha Pencipta segenap entitas kehidupan semesta alam, segenap anak manusia terlepas apapun latar belakang suku, etnis, agama/keyakinan tiap-tiap anak manusia tersebut. 

Sesungguhnya, hanya berbekal secuil kesadaran saja tidaklah sulit untuk menyadari bahwa hanya Tuhan yang maha baik maha pengasih sajalah sebagai satu-satunya entitas agung tertinggi yang mampu menciptakan entitas-entitas lainnya termasuk setiap umat manusia di seluruh kolong bumi ini tanpa terkecuali entah dari latar belakang apapun kelahiran anak-anak manusia tersebut pada tiap detiknya di planet bumi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun