Mohon tunggu...
Erich Dewantara
Erich Dewantara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Masih Pandemi Covid-19, Mahasiswa UNDIP Hidupkan Kembali UMKM Batik yang Berhenti Produksi

12 Agustus 2020   11:27 Diperbarui: 12 Agustus 2020   11:29 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kain Batik Motif Khas Durenan

Semarang (22/07) -- Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro melaksanakan pemberdayaan UMKM Batik di Kampung Batik Durenan Indah, Kelurahan Mangunharjo. Kampung batik ini merupakan salah satu kampung tematik di Kota Semarang yang diangkat pada tahun 2017 karena memiliki potensi lokal berupa sentra industri kerajinan batik. Kampung tematik sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengangkat kearifan lokal melalui peningkatan potensi lokal. Tetapi semakin tahun, khususnya dengan adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020, kegiatan produksi batik yang dijalankan oleh warga setempat terpaksa berhenti. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh produksi batik yang masih mengandalkan pesanan.

Ibu Miranti, salah satu pengrajin batik di Kampung Batik Durenan Indah, mengatakan "selama adanya pandemi Covid-19 ini, produksi batik menjadi terhenti karena tidak ada pesanan yang datang, selain itu tidak ada event seperti pameran yang menjadi wadah bagi para pengrajin untuk memasarkan produknya. Memasuki fase new normal, warga setempat juga masih takut untuk meninggalkan rumahnya sehingga produksi batik menjadi tersendat."

Pengukuran Kain Batik Untuk Dijadikan Masker
Pengukuran Kain Batik Untuk Dijadikan Masker

Melihat adanya perubahan gaya hidup selama masa pandemi, Mahasiswa KKN Tim II Kelurahan Mangunharjo di bawah bimbingan Dr. Ir. Wiludjeng Roessali, M.Si menginisiasi pembuatan masker dengan menggunakan kain batik bermotif khas durenan dari Batik Durenan Indah. Selain membuat masker batik dengan motif khas durenan, juga terdapat masker batik bermotif semarangan dengan pilihan warna merah. Walaupun tujuan utamanya adalah memberdayakan UMKM Batik, tetapi dalam proses produksinya tidak lepas dari anjuran WHO agar sesuai dengan standar protokol kesehatan. Pembuatan masker batik ini mencakup proses produksi yang dimulai pada tanggal 9 Juli 2020; yaitu pembuatan batik khas durenan dan pengukuran kain masker sesuai standar yang melibatkan para pengrajin serta penjahit dari UMKM Kampung Batik, sampai proses pemasaran yang direncanakan pelaksanaannya pada minggu kelima Bulan Juli dengan melakukan strategi branding tertentu, salah satunya dengan branding produk menggunakan media sosial pada instagram @batikdurenan. Pemasaran disini tidak hanya terpaku pada penjualan masker, tetapi juga bagaimana cara mengenalkan kembali produk batik Kampung Batik Durenan Indah kepada masyarakat luas dalam jangka panjang.

Produk Masker Batik Khas Durenan
Produk Masker Batik Khas Durenan

Program pemberdayaan UMKM Batik ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat para pengrajin di Kampung Batik Durenan Indah untuk kembali memproduksi batik dengan tidak hanya mengandalkan pada pesanan, tetapi juga menyediakan stok. Melalui pengenalan kembali produk batik khas durenan, diharapkan pula masyarakat luas mau untuk mengangkat kearifan lokal dengan membeli produk sentra industri batik lokal Kota Semarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun