Mohon tunggu...
Eri Anto
Eri Anto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

santai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Idealisme Kampus Telah Pupus

8 Mei 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa hari yang lalu ketua DPR Marzuki Ali membuat pernyataan yang cukup menghebohkan banyak pihak, khususnya bagi mereka yang terkait langsung dalam pernyataan itu. Marzuki Ali mengatakan, “koruptor di Negri ini didominasi oleh lulusan UI dan UGM”. Entah apa yang mendasari pernyataannya itu, yang pasti beliau tidak asal bicara karna beliau mengetahui banyak hal jika dilihat dari jabatan yang dipikulnya saat ini, Ketua DPR RI.

Setelah pernyataan itu muncul dibanyak media, kini timbul lagi isu lanjutan yang datangnya dari pihak kampus terkait (UI), yang melayangkan gugatan kepengadilan Negri Jakarta atas pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut juga mendapat protes keras dari Mahasiswa UI dan buntutnya mereka ingin menyelesaikan perkara ini di Meja Hijau.

Menaggapi tindakan yang menimpa dirinya, Marzuki menyikapi dengan sangat santai. Justru dia heran dengan para alumnus yang menuntut dirinya. Harusnya mereka mencari solusi atas pernyataan yang telah dilontarkanya, misalkan mencabut gelar alumnus yang melakukan tindak pidana korupsi. Tapi kenapa justru saya yang dimarahi dan dituntut macam-macam, begitulah tanggapan santai dari seorang Marzuki seperti yang dilangsir oleh Detik News, selasa 8/5/2012.

Sebagai seorang yang duduk di kursi politik, pernyataan Marzuki bukan sesuatu yang berlebihan menurut saya. Lagipula hal tersebut tidak bersifat destruktif, justru pernyataan itu sangat membangun dan memberikan wacana baru bagi dunia Perguruan Tinggi, guna untuk meningkatkan kualitas ril di lapangan. Hal ini bisa menjadi kebijakan baru bagi setiap Perguruan Tinggi. Misalnya, apabila ada alumnus yang terlibat dalam sebuah kasus tertentu maka berdasarkan pertimbangan tersebut gelar alumnus bisa dicabut.

Saya sangat mendukung pernyataan Marzuki Ali yang sangat berani mengkritik perkembangan dalam dunia pendidikan. Selama ini perguruan tinggi tidak mempunyai andil dalam mengkontrol alumnus-alumnus yang sudah menduduki jabatan tertentu dalam pemerintah. Biasanya, perguruan tinggi hanya memiliki organisasi/ikatan para-alumnus dan ini sifatnya hanya nostalgia.

Saya kira, tindakan mahasiswa yang memperkarakan Marzuki Ali sangat aneh dan tidak memiliki nilai idealisme layaknya mahasiswa. Sebagai mahasiswa seharusnya lebih bisa menahan diri dan menyikapi setiap kritikan dengan baik. Bukan justru balik menyerang seperti dalam dunia politik. Dunia perguruan tinggi harusnya bisa lebih terbuka, demokratis, edukatif dan bebas dari pengaruh kepentingan politik tertentu.

Sangat disayangkan disaat idealisme tumbuh dan berkembang di dunia Perguruan Tinggi, saat ini harus pupus dan hilang. Kalau sudah tidak adalagi nilai idealisme dalam Perguruan Tinggi lalu dimana lagi generasi bangsa kedepan mencari jati diri mereka disaat keadaan bangsa sudah teracuni oleh kapitalis tulen?

Kasian nasib anak Negri ini seolah terlahir hanya untuk melihat kejamnya kapitalis tulen….

Salam kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun