Jeritku mengukir sore tadi
kutulis direlung tapi tak tampak
terhapus angin sepoi yang tersentuh hanya dedaunan
oh awan mengapa tersenyum
aku gundah sepanjang waktu
dan kau tertawa tanpa berbelas kasih
tanpa merangkul hanya cibiran sinis
padahal tlah kupatri jiwaku dinding langit
menunggu elang menerkam aku
bilaku hilang tiada yang tahu
biar sungai menjadi saksi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!