Mohon tunggu...
ERFIN TRIYAMAN HAREFA
ERFIN TRIYAMAN HAREFA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photography addcit, writing more and collect some books.

Bonjour !! Mimpi itu GRATIS. Butuh berapa banyak manusia yang tenggelam dalam segitiga bermuda-nya tulisan-tulisan yang saya tulis? #MenembusKetidakmungkinan FB: Harefa Finchu IG: @finchu.harefa Youtube: Finchu Photography Tik tok: @finchphotography

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[BUKU] Iman Pluralis Menuju Kesadaran Moralitas Kolektif

11 November 2013   14:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:18 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13841531951187897253

[caption id="attachment_291516" align="aligncenter" width="608" caption="Foto: Dari Mr. Mohammad Sofyan"][/caption] Judul: Iman Pluralis Menuju Kesadaran Moralitas Kolektif Penulis: Mohammad Sofyan Pandangan agama masing-masing individu bahkan kelompok bisa berbeda. Selama pandangan agama yang berusaha ditafsirkan masing-masing individu hingga kelompok tertentu tidak mengganggu pemahaman orang lain atau kelompok lain, itu sah-sah saja. Tetapi, jika pemahaman seseorang/kelompok tertentu berusaha mempengaruhi hingga mengintimidasi orang lain/kelompok lain agar berusaha sepaham, ini berbahaya. Bisa-bisa hidup dengan nyaman yg diatur oleh UU akan dilanggar oleh invidiu/kelompok tertentu. Kita di Indonesia punya: ormas-ormas, kelompok intoleran, kelompok anti-Pancasila, kelompok anti perbedaan dan kelompok dengan paham menghalalkan segala cara dgn tidak mengindahkan UU, seharusnya dimusnahkan karena sudah mempengaruhi hingga mengintimidasi orang lain/kelompok lain agar sepaham dan mampu membuat keretakan dalam negara kita. Seharusnya mereka mencari negara Indonesia lain, yang sesuai dengan pemahaman mereka, mungkin saya rekomendasikan di planet lain. Indonesia membutuhkan pemulihan. Ia mesti meminum obat dosis tinggi--karena resistensinya yang masih kuat di mana-mana. Salah satu obat itu bernama 'pluralisme'. Obat itu akan menyembuhkan penyakit fanatisme, dogmatisme, eksklusifisme, dll. Pluralisme akan menjaga keindonesiaan kita secara intens dari berbagai macam penyakit mematikan itu... "Terlalu banyak alasan, mengapa fundamentalisme dianggap mengkhawatirkan, bahkan ancaman di tengah kemajemukan. Bukan semata-mata karena perbedaan ideologis, tetapi lantaran mereka menggunakan cara-cara kekerasan dalam memperjuangkan aspirasi mereka. Inilah kehidupan keagamaan yang banyak ditemui di negeri ini. Karenanya saya tidak perlu ragu lagi mengatakan bahwa fundamentalisme dalam berbagai bentuknya adalah ancaman serius bagi tegaknya sebuah peradaban. Karena setiap peradaban, tidak mungkin ditegakkan tanpa mengakui bahwasannya manusia memang hidup dalam pluralitasnya. Kegelisahan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa saya perlu menulis buku Iman Pluralis Menuju Kesadaran Moralitas Kolektif [Cetakan I September 2013]" kata Mr.Mohammad Sofyan. Buku ini terbit lebih karena kegelisahan Mr. M Sofyan yang amat mendalam melihat realitas Indonesia yang rapuh dan sekarat karena ulah salah satunya oleh kaum fundamentalis yang gemar melakukan tindakan kekerasan atas nama agama. Keindonesiaan kita tak lagi utuh, ia butuh pemulihan. Buku tersebut hanyalah sumbangan kecil yang beliau inginkan utk mengajak pembaca/kaum beriman agar bisa menghargai perbedaan dan mengelola secara cerdas keanekaragaman di Indonesia... Ada kutipan yang paling menarik dan pantas saya bagikan: "Bagi kita, Teis dan ateis bisa berkumpul, Muslim dan Kristiani bisa bercanda, Artis dan elit bisa bergurau, Kafirin dan muttaqin bisa bermesraan. Tapi, Pluralisme dan anti pluralisme tak bisa bertemu" [Catatan Harian Ahmad Wahib 16 Agustus 1969] BACA BUKU INI! RECOMMENDED BANGET! (Selain itu Moh. Sofyan pernah menulis buku 'Jalan Ketiga Pemikiran Islam' 'Menegakkan Pluralisme' dan 'Pluralisme Menyelamatkan Agama-agama')

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun