Dokpri
Jayapura merupakan salah satu kota terbaik dan terbesar di Propinsi Papua. Segala sesuatu yang bisa dikatakan sangat lengkap dan terjamin di kota ini.
Tempat yang dijuluki sebagai Kota Pendidikan ini merupakan salah satu kota yang selalu membuka ruang bagi siapa saja yang mau bekerja disini. Baik sebagai TNI/Polri, ASN, pedagang kaki lima, pengemudi, dan sebagainya.
Pada bidang transportasi menjadi lapangan pekerjaan terbesar di kota ini, baik yang membawa kapal, sopir taxi, ojek dan lain-lainnya.
Namun beberapa hari ini masyarakat Jayapura dibuat dilema oleh para pengemudi. Bukan karena pengemudinya mogok, apalagi kekurangan pengemudi, hal ini tidak bisa dipertanyakan. Jumlah pengemudi di Jayapura melebihi jumlah jumlah kendaraan.
Namun kini apa daya kalah masyarakat dilema saat ongkos angkutan umum melonjak naik yang tak mempertanyakan sampai dimana kemampuan masyarakat lokal.
Kebiasaan beberapa tahun silam, saat ongkos angkutan umum naik dikarenakan bahan bakar minyak (BBM) melonjak naik.
Ada perbedaan sopir angkutan umum Papua dengan sopir diluar Papua. Perbedaannya, jika harga BBM naik Rp.200,- seluruh Indonesia, sopir angkutan umum diluar Papua mungkin naik ongkosnya naik Rp 500,- seperti dahulu harganya Rp.2.000,- naik menjadi Rp.2.500,-.
Di Papua tidak mengenal istilah Rp.500,-. Jumlah itu tidak terhitung nilainya, bahkan uang koin pun sudah tidak dipakai dibeberapa wilayah.
Jika harga BBM naik Rp. 500,- maka transportasi naik Rp.2.000,- sampai Rp.3.000,- itu untuk wilayah pesisiran pantai Papua. Namun di pedalaman, bisa naik Rp.20.000,- hingga Rp 30.000,-. Ini fakta di Papua yang tidak bisa diganggu gugat.