Klub kesayangan masyarakat Papua Persipura Jayapura hingga saat ini masih terlihat vakum dalam jendela transfer, namun sudah belasan pemain yang pamit keluar meninggalkan klub Mutiara Hitam julukan Persipura Jayapura.
Tentunya saat ini masalah internal masih membayangi Persipura. Keluarnya sejumlah besar pemain lokal Papua tentunya karena belum diperpanjang kontraknya bahkan ada kemungkinan akan ada lagi yang akan meninggalkan klub.
Bagaimana mau memperpanjang kontrak, sedangkan tim yang bermarkas di stadion Mandala Jayapura ini hingga saat ini belum menemukan sponsor yang akan menunjang finansial klub.
Sponsor utamanya Bank Papua dan PT Freeport Indonesia hingga saat ini belum jelas memberikan kepastiannya akan bekerjasama dengan Persipura atau tidak.
Beberapa saat lalu melalui Manajer tim, Yan Permenas Mandenas mengatakan kedua sponsor utama hingga saat ini belum ada kepastian walaupun mereka sudah menjalin komunikasi.
"Kami sudah bertemu dengan PT Freeport Indonesia dan Bank Papua, namun hingga kini belum ada kepastian untuk mereka mendukung kami musim ini. Kami masih menaruh harapan besar dalam waktu dekat ini, mereka mau memberikan kabar gembira untuk Persipura," kata manajer Persipura Yan Permenas Mandenas kepada media.
Manajemen Persipura terus berharap agar kedua sponsor utama dalam waktu dekat ini bisa memberikan kabar positif untuk bekerjasama dengan Persipura, mengingat jumlah anggaran yang dibutuhkan tim Persipura Jayapura untuk berkompetisi musim depan tidaklah sedikit.
Yan Mandenas selaku manajer Persipura, secara terang-terangan mengatakan kepada media bahwa Persipura membutuhkan anggaran sebesar 25 miliar untuk mengarungi kompetisi liga 2 Â Indonesia musim 2022-2023.
"Persipura membutuhkan anggaran sebesar 25 miliar. Dana tersebut untuk membiayai semua kegiatan musim depan, termasuk kontrak pemain," ujar Yan Mandenas, Kamis (16/6).
Anggaran yang bisa dikatakan bukan sedikit, namun mau didapatkan dari mana ? Walaupun banyak perusahaan yang berada di tanah Papua yang menggaruk habis kekayaan Papua namun hingga saat ini belum ada yang mengsupport Persipura.
Walaupun Persipura selalu membawa nama baik Papua dan sekaligus mengenalkan identitas Papua, hitam kulit keriting rambut di bumi Nusantara maupun di Asia, namun apa daya klub yang lahir tahun 1963 ini hingga kini belum mendapatkan anggaran untuk mengontrak pelatih dan pemain.
