JAKARTA--Sudah sejak beberapa waktu lalu wajah Bambang Soesatyo dalam beragam mimik terpampang di mana-mana. Pose tersenyumnya, misalnya, bisa dilihat pada banyak baliho yang tersebar di sejumlah ruas jalan utama ibu kota.Â
Baliho-baliho dalam ukuran lumayan besar itu juga tak hanya ditemui di jalan menuju Bandara Soekarno-Hatta, akan tetapi juga  dapat dilihat di beberapa sudut di area dalam sejumlah bandara besar di tanah air, seperti Kualanamu, Medan, Juanda, Surabaya, dan di Batam.
Di ibu kota, billboard dengan wajah sang Ketua DPR yang sumringah juga terpasang mencolok di ruas jalan Thamrin-Sudirman yang strategis. Lantaran besar dan penempatannya yang strategis, billboard itu bisa dilihat semua pengendara dari jauh.
Semua baliho, billboard, dan umbul-umbul dilengkapi tulisan "Bamsoet for Golkar 1".
Bambang Soesatyo, yang populer dengan sebutan Bamsoet itu, tampaknya memang sudah mempersiapkan diri menghadapi perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.Â
Kontestasi pimpinan puncak partai berlambang pohon beringin dan pernah untuk sekian lama mendominasi jagat perpolitikan negeri memang baru akan digelar Desember mendatang. Akan tetapi, suhu panasnya sudah terasa sejak beberapa pekan terakhir. Tak mengherankan jika atmosfir perburuan posisi tertinggi di partai terbesar di masa lalu itu diwarnai berbagai drama politik.
Bamsoet sah-sah saja mencuri start dengan pemasangan 'iklan' melalui billboard, baliho dan umbul-umbul yang terlihat massif itu.  Tidak ada ketentuan atau aturan yang melarang Bamsoet untuk melakukan itu. Apalagi, dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPR.
Sah-sah juga jika Bamsoet selalu berdalih jika billboard, baliho atau umbul-umbul yang sudah ramai tersebar di berbagai kota dan tempat tersebut adalah sumbangan dari teman-temannya. "Saya banyak punya teman, semua bersimpati dan mendukung perjuangan saya untuk memperbaiki kinerja partai," demikian kerap dikemukakan oleh Bamsoet yang juga koordinator bidang pratama Partai Golkar itu.
Atas dalih 'karena teman' itu juga Bamsoet juga sepertinya tidak canggung untuk terlibat dalam pembentukan Ormas MKGR tandingan yang kontroversial itu. Ormas MKGR tandingan, yang diketuai oleh Fahd al el Fouz Arafiq, mendeklarasikan diri sebagai loyalis atau pendukung Bamsoet.
Banyak yang menyebut jika Bamsoet memang lebih ngotot untuk memenangkan kontestasi kursi Partai Golkar di Munas mendatang itu. Hal ini wajar mengingat posisi Ketua Umum Partai Golkar sepertinya menjadi satu-satunya jabatan penting yang bisa diambilnya setelah ia dipastikan kehilangan kursi Ketua DPR, yang akan segera diambil-alih oleh PDIP Oktober 2019. Bamsoet disebut-sebut sulit untuk menjadi salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo, sehingga berkesempatan untuk diberikan amanah sebagai menteri atau menduduki posisi penting di kabinet mendatang.