Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

DPR Perlu Sebarkan Patahnya Info Hoaks TKA Cina

9 Juli 2018   21:30 Diperbarui: 31 Agustus 2018   20:29 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kunjungan kerja Komisi IX DPR dan Satuan Tugas Pengawasan TKA ke lokasi tambang milik PT IMIP di  Kabupaten Morowali  Sulawesi Tengah secara telak membuka kenyataan bahwa, tuduhan serbuan jutaan pekerja asal  Cina ke Indonesia hanya kabar bohong belaka.

Kian kuatnya fakta yang muncul tersebut,  tak lain karena yang   menyampaikan  pertama kali ke public adalah  anggota Dede Yusuf, anggota DPR RIyang berasal dari Fraksi partai Demokrat. Partai yang selama ini menjadi anggota oposisi tidak resmi terhadap pemerintah presiden Joko Widodo.

Selama ini, beredar informasi di  tengah masyarakat, bahwa ada  jutaan pekerja kasar aliasTKA asal Cina dengan bayaran gaji lebih tinggi dari pekerja local. Mereka datang secara diam-diam, atau datang bukan dengan visa kerja, melainkan visa turis alias menyamar sebagai wisatawan, ke provinsi itu.

Namun fakta lapangan yang ditemui mantan atlet taekwondo yang juga mantan Wakil Gubernur Jawa Barat sebagaimana ditulis di laman Facebook miliknya, memaparkan hal sebaliknya.

Dede menulis, berdasarkan pantauan langsung di lapangan, memang ada pekerja asing di tambang yang didatangi, namun jumlahnya hanya sebanyak 2500 orang, sementara pekerja local mencapai 28.000 orang.

Atau dengan kata lain jumlah TKA itu  tidak sampai 10 persen dari total karyawan yang dipekerjakan. Status mereka juga resmi bukan illegal, yang itu dibuktikan dengan adanya laporan lengkap  dari pejabat imigrasi Kumham setempat.

Bukan hanya itu, dalam tulisan di FB yang kini sudah tak ada lagi itu, Dede yang bernama lengkap Yusuf Macan Efendi ini seperti "menggoda" anak-anak muda pencari kerja dari berbagai daerah. Bagaimana tidak, di situ yang bersangkutan menulis, anak muda lulusan SMA yang baru bekerja enam bulan, digaji sebesar Rp4 juta. Sementara yang sudah mengabdi dua hingga empat tahun, digaji antara Rp8-10 juta/bulan. 

Satu jumlah yang cukup bikin anak-anak berdarah panas dan siap bekerja keras rela menghadang tantangan. Jumlah pekerja alias lowongan yang  masih  tersedia cukup banyak, yakni untuk 10.000 orang, dan itu semua bagi pekerja local,,, Ada yang tertarik?, katanya.

Sebuah pertanyaan yang sekaligus menjadi jawaban atas isu-isu yang selama ini digoreng oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab dan berniat memancing di air keruh.

Sekarang, saat salah satu anggotanya berkata sesuai fakta karena menjalankan fungsi selaku pengawas secara benar, meski itu tak disukai oleh pimpinan tertinggi, kalangan DPR harus mendukung  dan meneruskan info yang sudah diberikan.

Tidak juga layak dan cantik, jika  DPR mengambil langkah serupa dengan bos sang macan, yang terlihat gusar dengan langkah salah satu anggota keluarganya itu, dan menyuruh hapus postingan di FBnya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun