Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Senja Pun Tiba Tiada Rembulan

11 Desember 2019   10:47 Diperbarui: 11 Desember 2019   11:51 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1freewallpapers.com

Puisi : Edy Priyatna

Bersedih bagaikan mayat tanpa rumah. Ketika saat berlari takut disetubuhi. Terbaring panjangpun tak berani ditunggu. Kehausan bagai api selalu menyala. Datang udara alam jingga meredup.

Atas nama matahari mulai tenggelam. Waktu tidur masih tergambar warnanya. Siap keadaannya kita mengenal lemah. Betapa bukan larut dalam kekalahan. Ada saatnya kita memahami kuat.

Senjapun tiba tiada rembulan. Mendarat bersama senja diujung petang. Lembut membiru ditutup mega hitam. Potongan sebuah nikmat perubahan alam. Aneh jadi kepentingan duduk terdiam. 

(Pondok Petir, 19 Nopember 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun