Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Apalagi Berpikir Menjanjikan Lahan Pendanaan

18 November 2019   11:34 Diperbarui: 18 November 2019   11:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Puisi : Edy Priyatna

Menyebut lantai dingin dipanggung besar. Hebat sebuah gedung pertunjukan. Senyampang deretan depan bangku penonton. Pemirsa namun jika aku telah berpadu. Membeku bagaikan cerita sandiwara drama. Karya sastra puisi mengalir dari mulutmu. Sejak usia muda hingga beranjak menua. Menderita sedihku bukan untuk ibu pertiwiku.

Menarik langkah tak pernah peduli. Sedangkan lingkungan selalu bersih. Bening tukang sampah tetap tidak berubah. Anjak namun negeriku semakin tergadai. Petaruh menjadi rebutan dalam bursa. Kuasa pemimpin lalu jadi boneka. Etalase kapitalis setelah musibah datang melanda. Apalagi berpikir menjanjikan lahan pendanaan.

(Pondok Petir, 03 Nopember 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun