Puisi : Edy Priyatna
Mambang kuning menatap dengan wajah sendu. Air hujan turun mengisi kebisuan. Terbatas agak sedikit cahaya bagimu gelap. Pagi buta kembali mengantarkan aku pulang. Dunia begitu cepat selamat tinggal sahabat. Teman kita bertemu lagi di lain waktu. Hamba jangan bersedih untuk selamanya. Waktu tak dapat cekal menghentikan.
Senja malam menyongsong menanti batas. Tenggat menyambut bintang cahaya terang. Nyanyian suara malam menggema senyap. Hasratkan keinginan hati aliran udara. Selembubu bayupun menghembus dan meniup. Menyebar cinta merasuk sukma luka. Bersembunyi dibalik jendela tangan kosong. Kemudian melangkah lagi tanpa berpaling.
Begitu kuterjaga sayup terdengar suara. Deru bisikan asa bahwa kita mesti rute. Senja petang batas angan kita gerak. Langkah berhenti menikmati berputarnya. Bumi dan mentari melukiskan fajar. Sangkat hingga menerbitkan burit senja. Magrib mensyukuri bersinarnya rembulan. Kartika gelap menerangkan sukma.
(Pondok Petir, 06 September 2019)