Puisi : Edy Priyatna
Magrib ini kulihat bintang begitu banyak. Udara langit kelam ada nan gemilang. Semburat berbinar ada redup nyaris sirna. Tak hingga selesai kuhitung kuantitasnya. Alasan aku lebih tertarik satu cahaya. Rembulanku purnama indah biasnya.
Setelah kita sudah saling mengisi jiwa. Bening ini dengan rasa kasih murni. Pancaran sorotan mata putih gita sukma. Indah ilmu bermanfaat segala keikhlasan. Terlihat nan ingin aku sampaikan buatmu. Keheningan meluluhkan jiwa tegar.
Fajar menyingsing mengambil mentari. Rawi jelajah lewati hari bersenandung. Besar hati gembira hanyutkan suasana hati. Seketika gumpalan awan hitam datang.Berangkat bergerak perlahan menyelimuti. Jagat sinar mentaripun mulai sirna. Â
Tatkala sampai ditengah perjalanan. Sedang saat langkah mulai tertatih. Pernah sempat kumerenung kendati keletihan. Bersisa hinggap tubuh raga basah. Lembab berair diiringi irama nafas terengkuh. Teraih mengalunkan nyanyian harapan.
Padmasana berlabuh dikala senja. Sekelebat kukerutkan dahi memikirkan. Hasrat kehendak hati Insya Allah. Kawula akan mendampilinya mempersembahkan. Berawal jantungku paling dalam. Selalu berdetak keras mengikuti rotasi.
(Pondok Petir, 05 September 2019)