Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tentang Satu Lukisan Senjamu

16 Agustus 2019   09:50 Diperbarui: 16 Agustus 2019   10:00 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: deviantart.com

Puisi : Edy Priyatna 

Bukan jangan pernah berhenti. Siang datang begitu pesat. Menembus serap batas rinduku. Serupa terang mentari melayang. Bersediakah menunggu barang sejenak. Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku. Menyelarmu telah melingkari hati. Semua rindu pada malam hari.

Melahirkan bunga tidur indah. Pikir biaskan jiwa nan tenggelam. Malam masih tetap terjaga. Bagai gelap nan telah sirna. Reda menghilang dibalik rembulanku. Kenangkan di dada tentang jiwa. Melase kesejukan dalam damai. Torehkan keindahan ketika ramai.

Tentang satu lukisan senjamu. Hingga tembus ruang dan waktu. Tentu akan kuterbangkan angan. Kunyanyikan lagu senandung malam. Untuk penutup udara langitmu. Lalu kutulis dalam lembar hati ini. Cerita malam serta pesan kesan. Tetap dapat tersimpan semua hasrat kita.

(Pondok petir, 01 Agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun