Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepi dan Senyap Aku Merindukanmu

26 Maret 2019   15:45 Diperbarui: 26 Maret 2019   16:06 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna 

Mengungguli arung relung hati. Kusut bimbang resah itupun menggigit. Menekuni dekat diri sejati. Serius dalam rendahnya supel lembut. Amat melihat membara gejolak jiwa. Semangat daya hidup sukma nan nyata. Mengubur menyusuk terus kerongga dada. 

Ketika reda masih terasa rintik. Hati berteriak dalam sunyi. Jantung genangan rindu tanpa tiada meniris. Perubahan kadang mendadak langit menjadi gelap. Lalu hujan jatuh amat deras. Mengerti mengapa kerap terjadi selamanya. Tak berdaya namun terus sadar adanya pengorbanan 

Kekasih bila angin membelai wajahmu. Telah terbang menjauh dari sisiku. Sanda aku nan ingin saudara. Kerap selalu ada dalam jangkauan tanganku. Waktu kau datang hingga pertemuan itu. Terjadi aku hampir tidak percaya. Sungguh nyata adanya sosok sederhana luar biasa 

Tembang sekar pekik di kumandangkan. Penentang tandingan musuh terkalahkan. Buah hati jiwa termenangkan. Kesempatan pintu ruang diri. Semesta beberapa semua tersandangkan. Makhluk penghuni dunia paling sempurna. Sepi dan senyap aku merindukanmu. 

(Pondok Petir, 20 Maret 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun