Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Paha Belakang Gerimis Menghujani

25 Maret 2019   11:32 Diperbarui: 25 Maret 2019   11:48 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna 

Akan dari lintas selanjutnya. Melewati pulau perkampungan. Wujud gangguan mengusik dalam angan. Saat serangan menerjang ketika badai. Adalah cara hidup nan alami. Tak mudah dapat terbayangkan. Harapan pada ikhtiar dan keyakinan. Pasti terus ku lihat senja. Begitu saat badai menerjang. Tetap berpikir serius pada benak. Hanya berlayar melaut berangkat. 

Sangkat hingga ke negeri impian. Atas pada ikhtiar kehendak. Harus selama seraya keyakinan. Senantiasa selama ada saat di butuhkan. Menusuk terus kerongga dada. Ketika reda masih terasa rintik. Batin berteriak dalam sunyi. Sentral jantung genangan rindu. Dan ku tatap penutup hujan. Sama dengan lihat tatapmu. Paha belalang gerimis menghujani.

(Pondok Petir, 19 Maret 2019)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun