Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bentang Terdiri dari Batu Cadas

16 Januari 2019   10:55 Diperbarui: 16 Januari 2019   11:08 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Berbelanja beras serta lauk pauk. Harganya telah melonjak tinggi. Hingga selalu membuat sedih. Anak buah di desaku. Kini warnanya telah berubah. Hingga membuat ku terjaga. Hujan jatuh amat deras. Deretan rindu nan panjang. Mengelana tanpa arah. Membawa karya sastra.

Maklum bila membiarkan emosi. Bagai tak memiliki cermin untuk introspeksi. Kini kembali ku tatap langit. Warna dan garisnya tetap sama. Merah tak nyata lagi. Walau air terlihat reda. Akhirnya di tawarkan kepada para orang besar. Di beli dengan harga lebih tinggi lagi. Hasilnya ketika masanya di lewati. Mulai memicu hujan nan banyak.

Seketika saja telah larut. Nampak ada pendar cahaya. Namun tak ku lihat rembulan. Ekormu berada di ujung samudera. Berputar membawa suhu panas. Membuyarkan awan hitam. Kesenyapan gelap malam. Hanya berkawan mimpi. Saat ku dirikan akan ku buat pondasi kokoh. Bentang terdiri dari batu cadas.


(Pondok Petir,11 Januari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun