Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tak Pedulikan Jerit Tangis Mereka

16 Desember 2018   08:14 Diperbarui: 16 Desember 2018   08:22 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : picbon.com

Puisi : Edy Priyatna

Menjalankan langkah kaki ke depan. Sebagai nasonalis sejati. Senantiasa memuja tubuhmu. Tak seperti embun di ujung rumput. Namun sebagai rasa tak berkesudahan. Hingga diri berharap. Jiwamu membakar cintaku. Tanganmu menyambut nafasmu. Waktu ini diam seribu bahasa. Kemarin aku masih berlari gembira. Hari ini berdiripun tak kuasa. Semalam aku masih menulis cerita. Tanpa terbalut sehelai benangpun. Tampak buah ranum menantang telanjang. Meronta mengelak menggelinjang. Ketika kelopak keriput di belai puisi. Lalu tangan menyusuri kembang. Sungkap ini menggerakkan jaripun aku tak bisa. Tubuhku terbujur kaku tak bernyawa. Tak pedulikan jerit tangis mereka. Membawaku menuju peraduan terakhir raga.

(Pondok Petir, 12 Desember 2018)
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun