Puisi : Edy Priyatna
Demi terpancang nisan bisu tak bernama
tanah merah tanpa bertabur bunga
namun kau rela terbaring di pusara
kami senantiasa ingat dirimu
sebelum kurantaikan bunga di lehermu
Sebab negeriku telah damai
tak ada gaduh ingar sedikitpun
hanya ada angin silir semilir
menelan hangat di dalam mimpi
mengikuti jejak alunan malam lilin lebah
Kemudian banyak harta nan didapat
ketika merasa aman sendiri
rumah mewah dan megah
karena dia selalu ingin lolos
mencari sebuah ketenangan dunia
Bersenang hati saat kalian selalu egoistis
sulit untuk bersatu padu
karena kesadaran sirna
keangkuhan terus merajalela
segala sesuatunya perlu pakai hati nurani
(Pondok Petir, 04 Juni 2018)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!