Kamu cuci sendiri ya, Nak. Mama masih lemas, ngga kuat. Tapi, jangan memakai mesin cuci, karena nanti seragammu akan rusak, "sahut mamanya pelan. " Sekarang kamu makan dulu sebelum mencuci, tadi mama membeli rendang dan sayur asam kesukaan kamu. Supaya nanti menambah tenaga kamu." Ucap mamanya agar Lia tidak cemberut lagi. Namun ia tidak tersenyum maupun tertawa, ia masih kesal sama Mbak Siti yang telah membuat gagal rencananya yang ingin pergi bermain ke rumah Ica.
      Habis makan siang, Lia membereskan kamarnya terlebih dahulu. Saat baru ingin istirahat , mamanya menunjukkan pakaian dan seragamnya untuk dicuci. Tidak begitu banyak, hanya dua pasang saja. Lalu, mamanya mengajaknya ke belakang , ke tempat cuci, untuk mengajari Lia cara mencuci pakaian yang benar. Karena, ini merupakan pengalaman Lia pertama mencuci pakaian. Setelah mencuci, mamanya mengajari cara menjemur kain.
      Diam-diam Lia mengusap matanya. Dari rasa kesal, ia tiba-tiba teringat Mbak Siti. Ternyata selama ini pekerjaannya Mbak Siti sangat banyak dan melelahkan.
Pada jam empat , Lia baru masuk kamar, ia ingin istirahat sebentar dan Lia pun akhirnya ketiduran karena sudah kecapekan membersihkan kamar dan mecuci pakaian, sehingga Lia lupa, bahwa belum mengerjakan tugas sekolahnya. Kemudian dia teringat harus mengabari Ica kalau ia tidak bisa kerumahnya untuk bermain.
Pada malam harinya Mama Lia menghampirinya ke kamarnya "Capek ya, nak ?" Tanya mamanya, lalu duduk di dekat sebelah Lia.
Lia mengangguk. "Ternyata, pekerjaan Mbak Siti melelahkan ya, Ma. Lia menyesal selalu merepotkan dan menyuruh Mbak Siti sesukanya, setiap hari harus membereskan kamar Lia."
Mamanya mengangguk lega, lalu mengusap kepala Lia dan memeluknya.
      " Lia mau minta maaf sama Mbak Siti , kalau dia sudah pulang nanti, " ucap Lia pelan sambil meneteskan air matanya.
Tiba-tiba terdengar suara menjawab " Permintaan maaf diterima, Non Lia," Â Mbak Siti tiba-tiba muncul dan menjawab pernyataan Lia tadi. Senyumnya merekah. Lia sangat terkejut akan hal itu.
" Loh Mbak Siti ? Katanya pulang kampung!" tanya lia kebingungan.
      " Maafin Mama ya, Nak. Kami sengaja mengatur semuanya ini. Mama menyuruh Mbak Siti ke rumah saudaranya sebentar, karena mama ingin kamu mengerti betapa capeknya pekerjaan Mbak Siti, " jelas Mamanya.