Mohon tunggu...
Rois Arios
Rois Arios Mohon Tunggu... -

peneliti di bpsnt padang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbagai Tipe Penelitian Kualitatif: Masihkah Diperlukan?

24 Oktober 2011   09:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:34 14622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Rois Leonard Arios

A. Pendahuluan

Penelitian berangkat dari rasa ingin tahu manusia tentang sesuatu hal dengan adanya akal pikiran manusia. Dari ingin tahu tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang minatnya. Ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan paradigma dan metode-metode yang sesuai sehingga mendukung keilmiahan ilmu pengetahuan tersebut. Untuk menjawab sebuah permasalahan atau untuk mengungkap sebuah realitas diperlukan sebuah metode penelitian yang sesuai sehingga data yang diperoleh valid. Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang dianggap dapat menjawab permasalahan penelitian terutama pada disiplin ilmu sosial. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses penelitian daripada hasil, artinya bila proses penelitian telah sesuai maka hasil dengan sendirinya akan valid. Sehingga tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memberikan pemahaman (to understand) terhadap fenomena atau gejala sosial yang sedang diteliti.

Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu sosial juga mempengaruhi terbentuknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lebih khusus dan dengan sendirinya akan mempengaruhi perkembangan metodologi penelitian yang dipergunakan. Dalam lingkup metode penelitian kualitatif juga dikembangkan dalamberbagai ragam metodologi penelitian sosial.

B. Ragam Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif mengalami perkembangan seiring dengan semakin variannya disiplin ilmu yang menggunakan metode ini. Dalam beberapa penelusuran berbagai tulisan, terdapat perbedaan pendapat tentang ragam metode penelitian kualitatif.

Secara garis besar Afrizal, dengan mengutip pendapat Strauss dan Corbin, membedakan ragam metode penelitian berdasarkan tujuan penelitian dan teknik pengumpulan data. Penelitian juga dapat dibedakan berdasarkan paradigm peneliti seperti penelitian kualitatif berparadigma humanis dan penelitian kualitatif berparadigma positivistis.

1.Berdasarkan tujuan metode penelitian kualitatif terdiri dari dua bagian yaitu metode penelitian kualitatif teoritisasi data dan metode penelitian kualitatif dibingkai teori.

a.metode penelitian kualitatif teoritisasi data, metode ini tidak menggunakan teori tertentu sebagai dasar pengumpulan data dan analisis data. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan teori tentang apa yang diteliti berdasarkan hasil penelitian.

b.metode penelitian kualitatif dibingkai teori, merupakan metode penelitian yang menggunakan teori tertentu untuk memperkuat konsep dan pemahamannya tentang apa yang akan diteliti. Teori akan berfungsi sebagai dasar dalam pengumpulan data dan analisis data. Tujuan penelitian ini umumnya adalah untuk mengungkap realitas sosial atau untuk menguji keberadaan teori tersebut pada sebuah setting penelitian.

2. Berdasarkan teknik pengumpulan data, metode penelitian kualitatif dibagi dalam dua kelompok, yaitu metode penelitian kualitatif etnografis dan metode penelitian kualitatif yang non etnografis.

a.metode penelitian kualitatif etnografis, yaitu metode penelitian yang dipakai untuk memahami kebudayaan sebuah suku bangsa ataupun komunitas secara mendalam dan menyeluruh. Metode ini sering dipakai oleh antropolog melalui wawancara yang mendalam terhadap informan dan observasi partisipasi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan valid terhadap permasalahan yang diteliti.

b.metode penelitian kualitatif non etnografis, yaitu metode penelitian yang menggunakan wawancara tidak berstruktur atau mendalam dengan informan dalam pengumpulan data dan hanya mengandalkan observasi singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan, proses, aktor yang terlibat dalam sebuah kejadian.

Dalam beberapa tulisan lainnya, disebutkan bahwa ragam metode penelitian kualitatif cukup banyak seperti biografi, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus. Sedangkan Prof. Dr. Mudjia Rahardjo mengatakan setidaknya ada delapan jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi (ethnography), studi kasus (case studies), studi dokumen/teks (document studies), observasi alami (natural observation), wawancara terpusat (focused interviews), fenomenologi (phenomenology), grounded theory, studi sejarah (historical research).

Berdasarkan dua pendapat tersebut, disimpulkan sementara bahwa jenis penelitian kualitatif terdiri:

1.Biografi

Penelitian biografi merupakan penelitian mengenai kehidupan seseorang dan pengalamannya yang dianggap penting dan bermanfaat bagi masyarakat umum maupun komunitas tertentu yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen, arsip-arsip, keterangan dari orang yang ditulis biografinya maupun keterangan dari orang lain yang mengetahui tentang orang yang ditulis. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Data yang diperoleh diinterpretasi oleh si peneliti seolah-olah peneliti sedang menuliskan pengalaman dirinya sendiri. Dalam menganalisis data dalam penelitian biografi dilakukan langkah-langkah berikut:

a.Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan;

b.Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode;

c.Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis;

d.Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut;

e.Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu;

f.Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2.Fenomenologi

Konsep fenomenologi dapat diartikan dalam berbagai pengertian. Dalam konsep teori sosiologifenomenologi merupakan bagian dari filsafat yang dikembangkan oleh Edmund Husserl (1859 M - 1938 M) dengan teorinya yang menyatakan bahwa kebenaran adalah kenyataan itu sendiri. Ada tiga tahap dalam metode fenomenologis yaitu : Reduksi Fenomenologis, Reduksi Eidetis, Reduksi Transendental. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Fenomenologi berusaha memahami budaya lewat pandangan pemilik budaya atau pelakunya. Menurut paham fenomenologi, ilmu bukanlah values free, bebas nilai dari apa pun, melainkan values bound, memiliki hubungan dengan nilai. Aksioma dasar fenomenologi adalah:

a.kenyataan ada dalam diri manusia baik sebagai indiividu maupun kelompok selalu bersifat majemuk atau ganda yang tersusun secara kompleks, dengan demikian hanya bisa diteliti secara holistik dan tidak terlepas-lepas;

b.hubungan antara peneliti dan subyek inkuiri saling mempengaruhi, keduanya sulit dipisahkan;

c.lebih ke arah pada kasus-kasus, bukan untuk menggeneralisasi hasil penelitian;

d.sulit membedakan sebab dan akibat, karena situasi berlangsung secara simultan;

e.inkuiri terikat nilai, bukan values free.

Dalam kaitannya dengan metode penelitian kualitatif, Mudjia Rahardjo menjelaskan tentang konsep fenomenologi dalam tiga karakteristik pemahaman yaitu:

a.fenomenologi merupakan salah satu nama teori sosial mikro yang secara garis besar konsepnya adalah setiap gejala atau peristiwa apa saja yang muncul tidak pernah berdiri sendirian. Dengan kata lain,  selalu ada rangkaian peristiwa lain yang melingkupinya. Selain itu, menurut fenomenologi, yang tampak bukan merupakan fakta atau realitas yang sesungguhnya, sebab ia hanya merupakan pantulan-pantulan yang ada di baliknya.

b.fenomenologi merupakan jenis paradigma penelitian sebagai kontras dari positivistik. Jika positivistik merupakan akar-akar metode penelitian kuantitatif, maka fenomenologi merupakan akar-akar metode penelitian kualitatif. Jika positivistik lebih memusatkan perhatian pada data yang empirik dan mencari hubungan antar-variabel, maka fenomenologi sebaliknya berfokus pada data abstrak dan simbolik dengan tujuan utama memahami gejala yang muncul sebagai sebuah kesatuan utuh.

c.fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif yang konsep dasarnya adalah kompleksitas realitas atau masalah itu disebabkan oleh pandangan atau perspektif subjek. Karena itu, subjek yang berbeda karena memiliki pengalaman berbeda akan memahami gejala yang sama dengan pandangan yang berbeda. Lewat wawancara yang mendalam, peneliti fenomenologi berupaya memahami perilaku orang melalui pandangannya. “Human behaviour is a refelection of human mind”. Fenomenologi menggunakan orang sebagai subjek kajian, bukan teks atau organisasi, dan sebagainya. Hal inilah yang membedakan dengan jenis penelitian kualitatif lainnya.

Dalam menganalisa data penelitian fenomenologi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

a.Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan;

b.Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data;

c.Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).

d.Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi;

e.Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi);

f.Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut;

g.Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.

3.Grounded Theory

Mudjia Rahardjo menjelaskan bahwa penelitian grounded teori merupakan penelitian yang berangkat tanpa teori untuk mengumpulkan data penelitian karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teori dari fenomena sosial berdasarkan data lapangan. Karena semakin kaya data, peneliti semakin memperoleh insight yang tajam dan mendalam tentang isu yang diteliti. Pertanyaan penelitian dipertajam setelah peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan. Disebut grounded, sebab teori dilahirkan dari data, bukan dari teori yang lain yang sudah ada sebelumnya. Tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

Metode penelitian grounded theory ini dikembangkan oleh Glaser dan Strauss. Mereka mengatakan bahwa dengan metode ini peneliti harus berpikiran kosong tentang konsep-konsep atau teori-teori terhadap subjek yang akan diteliti. Sehingga apa yang diperoleh dari lapangan itulah yang dikembangkan secara induktif.

Dalam menganalisa penelitian grounded theory dilakukan beberapa tahapan yaitu:

a.Mengorganisir data;

b.Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode;

c.Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari;

d.Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut;

e.Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.

f.Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.

4.Etnografi

Etnografi identik dengan aktivitas penelitian ahli antropologi yang bertugas mendeskripsikan sebuah kebudayaan. Spradely menjelaskan bahwa istilah etnografi dipakai untuk menyebut aktivitas mempelajari kebudayaan yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah etnografi. Tujuan penelitian etnografi adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk setempat (asli) mengenai kehidupannya dan dunianya. Para ahli menyebutnya dengan nama lain sebagai penelitian lapangan, karena memang  dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Sebagai penelitian lapangan, data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis selama penelitian di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan dan setelah selesai pengumpulan data. Disamping deskripsi kebudayaan, peneliti etnografi juga mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

Langkah-langkah dalam menganalisis data pada studi etnografi, yaitu:

a.Mengorganisir file.

b.Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c.Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti;

d.Menginterpretasi penemuan.;

e.Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.

5. Studi kasus

Prof. Mudjia Rahardjo menjelaskan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip.Iyan Afriani H.S juga menjelaskan bahwa penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Penelitian case study atau penelitian lapangan (field study) dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh gambaran umum tentang kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran umum namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu dipelajari secara intensif dan mendalam.

Studi kasus menekankan pada analisis yang detail dari sebuah peristiwa atau subyek penelitian.Lebih khusus Robert K. Yin mendefenisikan metode penelitian studi kasus sebagai:

…an empirical inquiry that investigates a contemporary phenomenon within its real-life context; when the boundaries between phenomenon and context are not clearly evident; and in which multiple sources of evidence are used..

Robert K. Yin, Robert E. Stake, dan Simons Helen yang sering melakukan penelitian studi kasus, menyarankan tahapan dalam melakukan penelitian studi kasus, yaitu:

1.Menentukan dan mendefinisikan pertanyaan penelitian

2.Pilih kasus dan menentukan data teknik pengumpulan dan analisis

3.Bersiaplah untuk mengumpulkan data

4.Kumpulkan data di lapangan

5.Mengevaluasi dan menganalisis data

6.Siapkan laporan

Sejalan dengan pendapat tersebut, dalam penelitian studi kasus tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

1. Mengorganisir informasi;

2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.

5. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.

6. Menyajikan secara naratif.

6. Studi Dokumen/Teks

Mudjia Rahardjo menjelaskan studidokumen atau teks sebagaikajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan  tertulis berdasarkan  konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Pendapat lain juga mengatakan bahwa studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik.

Bungin mengatakan bahwa metode dokumenter awalnya menjadi pilihan utama untuk penelitian di bidang ilmu sejarah namun selanjutnya menjadi lazim dipakai dalam penelitian sosial. Dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Dokumenter antara lain terdiri dari otobiografi, surat-surat pribadi, buku-buku atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah maupun swasta, cerita roman dan cerita rakyat, data di server atau flashdisk, dan data tersimpan di web site.

7. Pengamatan Alami

Mudjia Rahardjo menjelaskan pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu sepertimengamati sekelompok anak ketika bermain dengan teman-temannya untuk memahami perilaku interaksi sosial mereka.

Bungin membagi pengamatan dalam tiga bagian yaitu observasi partisipasi, observasi tidak berstruktur, dan observasi kelompok tidak berstruktur. Pengamatan diartikan sebagai aktivitas penelitian yang melihat aktivitas sehari-hari manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya. Harus diperhatikan bahwa pengamatan harus direncanakan secara serius, berkaitan dengan tujuan penelitian, dicatat secara sistematis dan dikaitkan dengan proposisi umum, dan dapat dicek dan dikontrol validitasnya.

8. Penelitian Historis

Dengan mengutip pendapat Sukardi (2003), David Sastra menjelaskan penelitian historis (historical research) digunakan untuk menggambarkan atau memotret keadaan atau kejadian masa lalu yang kemudian digunakan untuk menjadi proses pembelajaran masyarakat sekarang. Penelitian historis merupakan salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan penyebab pengaruh dan perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang serta mengantisipasi kejadian yang akan datang. Mengenai tujuan penelitian ini menurut Suryabrataadalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

Jenis penelitian ini mengkaji dokumen atau artifak untuk memperoleh pengetahuan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Keberhasilan pemahaman yang komprehensip tergantung pada ketepatan dan kelengkapan data dan catatan peneliti tentang dokumen tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun