Mohon tunggu...
Eny DArief
Eny DArief Mohon Tunggu... Lainnya - An ordinary woman

Halloo, apa kabar?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namaku Ilalang

11 November 2021   11:49 Diperbarui: 11 November 2021   12:06 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tetap tak menyahut ketika perempuan disebelahku menyebutkan namanya.
Akhirnya kami tiba disebuah bangunan luas dengan banyak serdadu disana. Kami memasuki ruang itu. Mereka mendata kami satu persatu.
Seketika jemariku kuat mencengkeram lengan Surti, ketika mataku menangkap sosok laki-laki kekar yang menyeretku dari pelukan Ibuk kemarin.

"SIAPA NAMA KAMU !!"

Laki-laki itu berteriak kasar dengan bahasa yang tidak terlalu kumengerti.

"ilalang..." kataku lirih.

Kemudian kami dikelompokan masing-masing sepuluh orang yang menempati satu ruang kecil beralaskan tikar. Surti ada dalam satu kamar bersamaku dan delapan orang lainnya.
Kami diberikan pakaian ganti, disuruh membersihkan diri. Namun aku tak bergeming, ketakutan sangat menghantui pikiranku. Aku terus menangis, terduduk disudut kamar dengan memeluk lutut, aku terus berimajinasi bahwa aku dalam pelukan Ibuk, sampai suatu hentakan mengejutkanku,

"HEYY.... KAMU MAU MATI ! CEPAT BERSIHKAN DIRIMU!"

Salah seorang laki-laki penjaga membentakku.
Setelah aku ganti pakaian, serombongan laki-laki kekar menerobos masuk. Dadaku berdegup cepat ketika kulihat laki-laki kasar itu ada diantara mereka. Duh.. Gusti apalagi yang akan terjadi setelah ini?
Dan ketakutanku pecah sudah, aku menangis sejadi-jadinya ketika lengan kasar lelaki yang belakangan kuketahui bernama Kino itu merangkul pundakku. Aku meronta berusaha melepas rangkulannya, tapi..... PLAK!!!" tamparan keras mendarat dipipiku, aku terhuyung. Kemudian laki-laki ini  menyeretku ke dalam sebuah kamar, mendorongku ke atas sebuah dipan, sehingga kepalaku membentur ujung dipan. Terhuyung aku bangkit berusaha menuju pintu, akan tetapi baru dua langkah kakiku, laki-laki itu menarikku hingga pakaianku terkoyak dibagian belakang. Kulihat ia menyeringai seolah mau menelanku bulat-bulat.

"aaampun tuan... jangan apa-apakan saya.."

Terisak-isak aku memohon terduduk dihadapannya. Kemudian dia meraih bahuku dan membuatku berdiri dekat dihadapannya. Nyawaku bagaikan diujung tanduk saat ini, sedikit saja aku meronta maka sudah dipastikan dia akan menghajarku.
Terdiam sesaat....
Aku tak berani mengangkat wajahku. Kemudian, tak diduga tangan kasarnya merobek baju bagian depanku dan menjambak rambutku hingga kepalaku terdongak, dengan liar dia menciumi seluruh wajahku yang basah dengan air mata. Kembali dia mendorongku ke dipan, melucuti semua pakaianku hingga tak sehelaipun yang menutupi tubuhku. Aku meronta ketika dia berusaha menindihku, kutendang perutnya yang kemudian memancing amarahnya dan mengakibatkan kembali dia memukuli wajahku hingga hidungku mengeluarkan darah. Laki-laki itu dengan liar menelusuri seluruh bagian tubuhku, dengan paksa berulang-ulang memasukiku.
Perih Gusti, sakit sekali rasanya... sangat sakit didada ini, sakit tak terperi, dia memperkosaku dengan sangat liar.
Aku terdiam menahan sakit luar dalam
kemudian... gelap disekelilingku.

***

"ilalang... ilalang...ilalang..."
Samar kudengar suara lirih memanggilku. Kubuka mataku perlahan, kulihat wajah cemas Surti.
"Serdadu itu membawamu kekamar ini dalam keadaan tak sadarkan diri"
Tangisku meledak seketika.
"Sabar ya nduk... mungkin kamu ndak tau untuk apa mereka membawa kita kesini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun