Menyambut Lebaran Bukan Sekedar Menata Angpau untuk Ponakan, Bersihin Kaca sampai Almari adalah Bentuk Penyambutan yang Sempurna
Menyambut lebaran bukan hanya sekedar menata angpau untuk para keponakan.Membersihkan rumah, sampai menata almari seperti menata hati adalah bentuk penyambutan yang menuju kesempurnaan.
Telah dilansir malam ini, beberapa news mulai menampakkan hilalnya, terdengar gemerincing para pelopor mengumumkan kemungkinan lebaran 2021 akan dirayakan pada hari kamis. Ya kalau jum'at puasa kita bukan hanya sempurna, tapi melebihi paripurna. Rasanya juga tidak terasa, bangun untuk sahur, pagi bergegas belanja sayur, siang menghela nafas agar tetap bugar pandangan tidak kabur. Sore telah tiba, kita menjadi antusias dalam dunia menyiapkan hidangan berbuka, sampai pada di penghujung ramadhan. Rasa kehilangan bukan main, melebihi kehilangan tetangga yang sering julid tentang yang lain.
Mulai dari mencabut rumput, membersihkan seluruh isi rumah, mengelap kaca agar tampak kinclong untuk tamu istimewa, sampai menata almari yang padahal tamupun tak mungkin menginterogasi " eh almarimu udah rapi belom?" Tidak mungkin sekali bukan? Terlalu menggebunya, dari ujung rambut sampai ujung kaki kami mencoba perbaharui, jenis toples tahun lalu rela diungsikan demi yang baru, sampai wadah untuk tissue dan taplak rela diganti demi memanjakan tamu.
Indah sekali ramadhan ini, semua berupaya euforia menyambut kemenangan yang hanya dirayakan satu tahun dua kali. Bulan syawwal dan dzulhijjah. Sayangnya, tahun ini kita masih diterpa issue pandemi, yang keluarganya jauh harus rela lagi untuk tidak berjabat tangan dengan kerabat tercinta. Demi memutus lingkaran pandemi, namun nyatanya masih banyak lelucon di dunia ini. Warga asing dibolehkan memasuki Indonesia, sedangkan warga Indonesia tidak boleh pergi kemana-mana. Begitu langka pemikiran manusia di dunia. Mau tak mau kita harus mematuhi apa yang sudah menjadi aturannya.
Rasa kesal sering membuat gusar, bagi saya yang terpenting adalah bagaimana kita merayakan tanpa berbau kasar. Walau berbeda tujuan, semoga Indonesia dikuasai oleh manusia yang berhati lapang. Bukan hanya lapang dada, namun lapang hatinya. Yang bisa memutus rantai pihak-pihak manipulatif dan merugikan untuk negara kita, Indonesia.