Hidup memang tidak bisa ditebak kedepannya seperti apa. Ada anak-anak yang tumbuh mandiri, ada yang akhirnya harus jadi sandwitch generation namun ternyata ada pula anak-anak yang membebani orang tuanya bahkan sampai mereka dewasa. Salah mendidiknya kah?
 Tulisan ini sesungguhnya terinspirasi dari cerita seorang kawan.Â
Kawan ini merupakan anak bungsu dan dua bersaudara dan alhamdulillah sudah menikah. Kakaknya seorang laki-laki, usia 30an juga sudah menikah dan memiliki 3 anak yang lucu-lucu tentunya. Orang tua mereka alhamdulillah juga masih lengkap.
Sayangnya, batu sandungan kehidupan ada saja. Si anak pertama, yang sempat bekerja di sebuah bank pemerintah, sayangnya melakukan hal yang tidak benar di kantornya.
Total jumlah kerugian nasabah juga tak sedikit tapi mencapai Rp 600 juta. Untungnya, nasabah dan bank tidak ingin membawa kasus ini ke ranah hukum dengan syarat semua uang nasabah diganti.
Sampai saat ini tidak jelas kemana uang tersebut digunakan.Selain gaya hidup keluarga anak lelaki ini yang memang bisa dikatakan mewah. Siapa yang mengganti uang 600 juta tersebut? Ternyata kedua orang tuanya. Orang tua yang tak tega anaknya akan dipenjara / dibawa ke ranah hukum, akhirnya mengupayakan segala hal agar terpenuhi syarat 600 juta tersebut, termasuk dengan cara menjual tanah mereka.
Anaknya memang bebas dari kasus hukum. Namun tentu konsekuensinya dipecat dengan tidak hormat dari kantornya. Kejadian tersebut sudah sekitar empat tahun lalu dan sampai hari ini si anak laki-laki belum bekerja lagi.
Masalah ternyata belum selesai. Sejak saat itu, anak lelaki tersebut "memaksa" orang tuanya untuk membiayai kehidupan keluarganya dengan 1 istri dan 3 anaknya. Kebetulan istrinya memang sejak awal tidak bekerja. Entah bagaimana orang tua terpaksa lagi-lagi memenuhi permintaan si anak. Walhasil , si anak harus ditransfer 3-6 juta per bulan.
Menurut kawan tersebut, sebenarnya sudah ada upaya menghentikan transferan rutin ini. Namun si anak mengancam untuk bunuh diri bahkan keluar dari agama yang dianutnya.
**