Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis yang disukai, Menulis untuk membawa manfaat

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, Social Worker --- Tulisan santai dan serius juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Radio, Dulu dan Kini

5 Desember 2022   13:48 Diperbarui: 28 Januari 2023   17:14 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geronimo FM Yogyakarta (foto: suara jogja)

Buat generasi zaman old seperti saya, radio sudah seperti sahabat setia kala itu. Dari zaman SMP-SMA lanjut kuliah, radio setia menemani. Era awal bekerja  tahun 2000-an dan masih ngekost juga, lagi-lagi, momen membunuh sepi, ya dengan radio.

Zaman SMP-SMA, tentu masih banyak yang ingat betapa bekennya pekerjaan sebagai penyiar radio. Rasanya keren banget. Walau tak pernah bersua langsung, namun  mendengar suaranya saja, seakan sudah bisa memperkirakan seperti apa orangnya.

Dulu sering juga diadakan, jumpa fans radio sebuah stasiun radio. Di situlah ajang pertemuan pendengar radio dengan para penyiar. Banyak yang kecewa juga. Dikira penyiar yang suaranya enak didengar dan serasa sudah akrab, ternyata berwajah biasa-biasa saja hehehe.

Tapi tak apa, penyiar favorit tetap di hati. Bahkan seorang teman akhirnya menikah dengan penyiar beken di kota saya, pada masanya dulu.

Masih ingat juga dulu, radio ajang yang efektif buat kirim-kirim salam. Baik buat teman sekelas di sekolah sampai cewek/cowok yang di-crush, istilah anak zaman sekarang, untuk menyebut seseorang yang disukai. Seru banget kalau ingat masa-masa itu. Yang menarik lagi, radio sering mengadakan kuis-kuis.

Saya lupa nama radionya yang dulu suka saya dengerin semasa saya SMA, tapi saya salah satu pemburu kuis radio. Sayangnya salah satu hadiahnya ke diskotik. Tentu saja ketika dapat, dilarang keras oleh ayah saya untuk mengambil hadiahnya walau menang hehehe. Itulah pengalaman mendengar radio masa-masa SMA, yang sampai sekarang tak terlupakan.

Ketika kuliah beda lagi. Radio bisa dikatakan menemani hari-hari, apalagi saat itu nge-kost. Paling enak mendengar musik sambil belajar malam. 

Saking seringnya mendengar radio, sampai hapal nama-nama penyiarnya. Oh iya, dulu radionya Geronimo 106,1 FM, radionya anak Yogyakarta. 

Masa Awal Bekerja  

Awal bekerja dan beradaptasi dengan ibu kota dengan segala individulisnya, lagi-lagi radio menemani. Malam hari sepulang dari bekerja, radio menemani dengan lagu-lagu terbaru. Female Radio Jakarta dan i-radio 89,6 FM Jakarta,  salah satu favorit.

Di masa bekerja ini juga akhirnya mulai mengenal radio berita. Zaman itu di Jakarta, ada beberapa radio berita yang akrab banget, bahkan saya banyak berteman dengan para reporternya di lapangan. Ada anak dari radio PAS FM, Jak FM, Elsinta, Ramako, Trijaya FM, Radio 68H, dan banyak lagi

Ingat sekali masa-masa itu, seringkali melihat mereka liputan di lapangan sampai melaporkan secara live beritanya. Anak radio tak kalah kecepatannya melaporkan berita dibanding anak TV ataupun anak media online. Apalagi radio biasanya di dengarkan orang melalui mobil-mobil di jalan raya Jakarta.

Mulai berita kemacetan, situasi pasar Mangga Dua, sampai situasi politik masa itu lengkap beritanya oleh reporter radio di lapangan. 

Walau kadang beritanya seragam saja satu radio dan radio lainnya. Bahkan, salah satu mantan anak radio itu ternyata berjodoh dengan saya, hehehe.

Ketika Radio Berhenti Mengudara

Mendengar satu per satu radio berhenti mengudara, bahkan terakhir Stasiun Radio Trax FM resmi berhenti mengudara per 1 Desember 2022, tentu saja ada perasaan sedih. Trax FM tak bisa didengarkan lagi di 101,4 FM, tulis  kompas.com (1/12/2022).

Benarkah radio sudah tak relevan lagi? Jawabnya bisa ya dan tidak. Tentu bagi sebagian orang, terutama generasi 90 an atau awal 2000-an tentu saja masih sangat relevan, bahkan sangat membantu terutama ketika di jalan dan memerlukan segala informasi tentang kondisi jalan misalnya.

Namun, akan terasa tak relevan bagi generasi millenial atau generasi z yang sangat akrab dengan media sosial.

Media sosial mulai dari instagram hingga twitter apalagi tiktok, seakan sudah menjawab "segala permasalahan dunia". Bahkan identitas penyiar , tidak menjadi misteri lagi. Dengan gampang bisa ditemukan di media sosial lengkap dengan aktivitasnya.

Lalu seperti apa radio harus berbenah? Apakah radio masih bisa bertahan di tengah era medsos yang semakin masif? Jawabnya mau gak mau, suka nggak suka, radio harus bertransformasi. Seperti trax FM tadi yang kini bisa di akses di  linktr.ee/traxonsky.

Memang tampak berbeda, namun itulah perubahan, akan selalu terjadi. Yang tak ingin berubah, siap-siap terlindas zaman. Itulah faktanya.

Namun, bagaimanapun, radio tetap menjadi kenangan, bahkan kenangan indah bagi kita semua. Bagaimana dengan Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun