Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis yang disukai, Menulis untuk membawa manfaat

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, Social Worker --- Tulisan santai dan serius juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencari Novel Baru? Cukup ke Perpustakaan

22 Mei 2022   14:23 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:01 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ruang anak perpustakaan pal6

Ketika kecil, perpustakaan daerah (perpusda) sangat populer di kota saya ,Banjarmasin. Saya ingat sekali dengan teman-teman sering mengunjuginya dan membaca sambil tidur-tiduran di ruang baca buat anak.

Namun setelah dewasa, tiba-tiba pesona perpustakaan daerah hilang dari ingatan saya khususnya. Saya sering membeli buku bila ingin membaca novel baru misalnya. Kadang banyak tumpukan buku karena saya belum sempat membacanya juga. Apalagi saya hobi membeli buku banyak saat pameran buku dan harganya relatif murah ketika pameran.

Di rumah orang tua juga demikian. Almarhum ayah benar-benar kutu buku sehingga banyak seklai punya buku, khususnya buku agama. Bahkan ada lemari khusus untuk buku-bukunya. Ketika kami sudah beranjak dewasa, kami ikut juga membaca buku-buku " serius"nya namun hingga saat ini pastinya masih juga buku yang belum terbaca dari lemari buku.

Baru sekitar tiga tahun lalu ketika kembali ke Banjarmasin, saya dan suami kepikiran untuk mengunjungi perpustakaan daerah kembali. Kebetulan letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Perpusatakaan yang kami kunjungi adalah perpustakaan daerah dibawah Dinas perpustakaan dan kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (perpustakaan pal 6).

Dan takjub ketika datang. Buku-bukunya banyak dan cukup lengkap. Kami akhirnya juga menjadi anggota perpustakaan daerah dan tentu memiliki meminjam buku dengan jangka waktu tertentu.

Sayangnya kebanyakan pengunjung perpustakaan yang saya lihat hanyalah mahasiswa. Masyarakat umum sangatlah sedikit.

Para mahasiswa ini biasanya mencari referensi buat tugas ahir mereka sekali megerjakan tugasnya di perpustakaan, karena memang perpustakaan dilengkapi dengan wifi yang cukup baik. Tempat yang nyaman, tenang dan referensi yang lengkap menjadi daya tarik perpustakaan ini.

Ruang baca dan bermain anak

Tersedia juga ruang khusus anak di perpustakaan ini. Tempatnya cukup luas dan tersedia banyak mainan buat anak-anak. Tempat ini saya perhatikan cukup ramai. Banyak orang tua yang membawa anak-anaknya untuk mengenalkan mereka buku sekaligus bermain di arena bermain.

Pada waktu yang lain, banyak rombongan sekolah yang tampaknya membawa murid-muridnya ke perpustakaan daerah khususnya di area anak ini. Beberapa kali juga ada kegiatan besar tapi saya tak tahu persis kegiatan apa. Intinya perpustakaan cukup aktif dalam banyak kegiatan. Apalagi seelum pandemi.

Saat pandemi, saya juga sempat mengunjungi perpustakan beberapa kali. Perpustakaan juga mengantisipasi penyebaran virus misalnya dengan meyedikan handsanitizer dimana-dimana bagi pengunjung perpustakaan.

Meminjam buku, tak lagi banyak menumpuk buku

Seperti yang saya ceritakan di atas, buku saya dari dulu sudah sangat banyak. Beberapa diantaranya sudah saya sumbangkan ke anak-anak KKN yang mau membawa buku ke pelosok-pelosok. Tujuannya biar lebih banyak yang membaca buku lagi. Apalagi bila daerah KKN nya susah mendapatkan buku yang baik.

Selain itu buku di rumah orang tua sudah sedemikian banyak dan jadi "PR" tersendiri untuk menyerap ilmu di dalamnya dan membaca buku-bukunya.

Sejak beberapa tahun ini, saya memutuskan, tak lagi banyak membeli buku baru kecuali memang benar-benar penting dan harus dimiliki. Misalnya buku sekolah anak-anak atau buku-buku anak yang susah ditemukan di perpustakaan.

Selainnya, mencari novel baru atau buku bermutu lainnya cukup datang ke perpustakaan daerah saja . Selain jelas-jelas original (bukan buku bajakan), meminjam sejumlah novel di perpusktakan juga mneghemat budget. Saya memutuskan tak lagi jadi pengkoleksi buku.

Mungkin tiap orang punya pola pikir yang berbeda. Ada juga yang suka membaca secara digital saja. Saya hingga saat ini masih menyukai buku fisik sih.

Ke perpustkaan menurut saya mempunyai banyak sekali manfaat. Antara lain bisa membaca buku fisik sepuasnya dan meminjamnya kemudian juga menghemat budget bila bukunya memang ada di perpustakaan dan tak harus dimiliki. #

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun